Mohon tunggu...
Forum Coretan
Forum Coretan Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya Sekedar Menuangkan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Selalu Bunga Yang Menjadi Tumbal Kekejaman Dari Sang Penulis?

11 Juli 2011   05:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:46 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya sekedar berita biasa post: yang saya ingin ceritakan disini tentang “Mengapa Selalu Bungan Yang Menjadi Tumbal Kekejaman Penulis”. Untuk lebih jelasnya maksud tulisan saya ini, maka lanjutkanlah mata anda untuk melihat tulisan yang singkat ini sampai habis dan bisa di telan mentah-mentah.

Mengapa bunga selalu menjadi tumbal wartawan! Apakah pernah anda melihat berita baik di Koran, internet, blog, website, tv, radio. Jika ada berita yang berhubungan dengan pelecehan seksual selalu nama bunga yang menjadi korban? Apa karena sebutan untuk wanita adalah nama bunga yang menjadi nama samaran karena menutupi nama asli? Karena merasa ini adalah berita Aib, jadi orang tidak perlu mengetahui nama asli dari para korban yang menjadi pelecehan seksual tersebut?

Lucunya para penulis ini, jika menulis selalu memakai nama samara “bunga”. Apakah tidak ada nama lain seperti “kambojo, bogenfiel, eforbia, kumbang duri”. Mengapa selalu memakai bunga? Apa karena nama bunga tidak ada? Tetangga saya ada yang namanya “bunga” kasihan yang bernama bunga jika dijadikan nama samara untuk berita pelecehan seksual dan berita lain-lain. Saya sarankan untuk para wartawan, penulis, reporter, dan apalah itu jenisnya yang berhubungan dengan publik. sebaiknya untuk menggunakan nama samaran, gunakanlah dengan nama “wanita” jangan menggunakan nama-nama orang yang sudah ada seperti contoh tulisan yang bisa anda klik Di Sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun