Mohon tunggu...
Fortuna Lestari
Fortuna Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Gizi Universitas Jenderal Soedirman

I love trying something new and challenging.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan FOMO! Ini Sajian Sehat Mi Instan ala Anak Gizi

29 November 2023   23:23 Diperbarui: 30 November 2023   05:01 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebutuhan manusia meningkat seiring berkembangnya zaman. Hal ini terjadi pada semua kalangan, termasuk mahasiswa. Di sisi lain, kesibukan demi kesibukan yang dijalani mahasiswa setiap harinya sering kali membuat mahasiswa menomorduakan kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti makanan. 

Dengan begitu, pola pikir mahasiswa akan berubah menginginkan hal yang instan. "Kalau ada yang mudah, kenapa harus memilih yang susah?". Selain itu, mahasiswa yang sedang berada pada masa peralihan memicu timbulnya pola hidup konsumtif yang terkadang berlebihan.

World Instant Noodle Association (2020) melaporkan bahwa Indonesia adalah negara dengan permintaan mi instan terbesar di dunia. Disebabkan oleh harga murah, cara penyajian yang mudah, sumber kalori yang murah, dan bantuan komitmen pemerintah untuk mengurangi konsumsi nasi, mi instan sangat diminati di Indonesia (Kingwell, et al., 2020).

  • Apa itu mi instan?

Mi instan itu sendiri adalah mi berbentuk blok yang telah dimasak dan biasanya kering serta dilengkapi dengan bumbu dan/atau minyak bumbu yang dikemas dalam kemasan terpisah. 

Sebelum dimakan, blok mi biasanya direndam dalam air mendidih untuk waktu tertentu sebelum ditambahkan bumbu. Momofuku Ando dari Nissin Food Jepang pertama kali memperkenalkan mi instan pada tahun 1958. Pada tahun 1971, dia kemudian memperkenalkan produk mi instan yang dikemas dalam gelas polisterena (Harsanto, 2015).

  • Mi instan solusi yang tepat?

Mi instan adalah solusi yang terpikirkan oleh hampir semua mahasiswa di kala perut meronta kelaparan, dompet menjerit tak berisi, dan waktu yang terus berjalan. 

Selain itu, mi instan dipilih karena memiliki sifat yang enak, praktis, dan mengenyangkan. Namun, faktanya mi instan belum mampu mencukupi kebutuhan gizi seimbang yang dibutuhkan mahasiswa. Mi instan yang terbuat dari terigu mengandung karbohidrat yang tinggi, tetapi kandungan protein, vitamin, dan mineralnya sedikit. 

Terlebih lagi, bentuk mi instan yang kering merupakan hasil penggorengan yang kaya akan trans fat (lemak trans) yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner karena mampu meningkatkan LDL (kolesterol jahat). Selain itu, mi instan lebih banyak mengandung MSG (mono sodium glutamat) dan sodium yang tidak baik untuk kesehatan.

Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Nutrition Research and Practice diketahui bahwa konsumsi mi instan yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko kejadian obesitas dan sindrom kardiometabolik pada remaja dan dewasa. 

Sindrom kardiometabolik berarti sekumpulan kondisi kesehatan atau gejala yang berkaitan dengan jantung dan proses metabolisme. Selain itu, karena mi instan mengandung natrium 40% dari kebutuhan sehari maka mi instan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi. Kandungan gluten yang membuat mi kenyal juga bisa menyebabkan gangguan autoimun dan malnutrisi jika dikonsumsi berlebihan.

  • Sajian sehat mi instan ala anak gizi

Pada dasarnya mengonsumsi mi instan itu boleh saja terlepas dari banyak dan seberapa sering mengonsumsinya. Mahasiswa, ketika akhir bulan tentu akan senantiasa berhemat dan seringkali sulit untuk dapat menghindari konsumsi mi instan. Maka dari itu, solusi yang tepat ialah dengan tetap mengonsumsi mi instan tapi berikan modifikasi dalam penyajiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun