Mohon tunggu...
FORMATETA UNRI
FORMATETA UNRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wadah untuk mengasah Skill

Formateta merupakan divisi dari Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Riau yang Memiliki Sub divisi Foragrin dan HMPPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Status Gizi terhadap Pertumbuhan Tinggi Badan

30 Mei 2022   20:03 Diperbarui: 30 Mei 2022   20:08 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana bisa gizi mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan? Agar tubuh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta kesehatan tetap terjaga, mengonsumsi makanan penuh gizi dan nutrisi merupakan salah satu caranya. 

Dilansir dari situs World Health Organization (WHO), gizi dan nurisi sama-sama memiliki peran yang baik untuk kesehatan tubuh serta pertumbuhan. Contoh gizi serta nutrisi yang terkandung dalam makanan adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, air serta mineral.

Makanan yang kaya akan protein memiliki peran penting dalam perkembangan yang sehat sekaligus mendukung perbaikan jaringan dan fungsi kekebalan tubuh. 

Meskipun seseorang tidak dapat bertambah tinggi setelah mencapai tinggi maksimum, makanan tertentu dapat membantu mempertahankan tinggi badan dengan menjaga tulang, persendian, dan tubuh tetap sehat dan kuat. 

Dilansir dari Healthline, makanan yang berpengaruh kepada penambahan tinggi badan diantaranya kacang-kacangan, daging ayam, sayuran hijau, dan yogurt.

Tinggi badan penduduk Indonesia masuk kepada peringkat ketiga terendah di Asia Tenggara dengan rata-rata yaitu 160 cm. Penduduk dengan rata-rata badan tertinggi di Asia Tenggara adalah warga Singapura yaitu sekitar 170 cm. Lalu, apakah yang menyebabkan perbedaan ini bisa terjadi? Selain faktor genetik, kembali lagi kepada faktor gizi dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.

Dilihat dari gaya sarapan penduduk Singapura, mereka lebih memilih mengonsumsi roti bakar dengan selai manis seperti selai kacang atau pun dengan memcampurkan dengan daging, telur dan sayuran hijau yang kaya akan protein. Sedangkan di Indonesia lebih sering mengonsumsi makanan dengan kandungan yang lebih banyak lemak nya dari pada kandungan proteinnya.

Sumber:

Melihat Menu Sarapan di 15 Negara, dari Swiss hingga Ukraina-Kompas.com

Hubungan antara Makanan dan Kesehatan-Kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun