Mohon tunggu...
Manuel Tambunan
Manuel Tambunan Mohon Tunggu... Konsultan Manajemen perusahaan,Industri,logistik,distribusi,Pangan,Pertanian,dan perkebunan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Polisi Obor Penerang, Menerangi Kebodohan untuk Kab.Mamuju yang Lebih Cerdas

31 Januari 2016   23:05 Diperbarui: 1 Februari 2016   00:59 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="http://rakyatku.com/2016/01/16/inspirasi/polisi-terbaik-versi-unicef-sekolahkan-ratusan-anak-putus-sekolah.html"][/caption]

          Pendidikan untuk saat ini dapat menjadi parameter untuk menentukan masa depan suatu kaum,bangsa,maupun negara dalam hal kemajuan untuk mencapai kemakmuran,sehingga tidak berlebihan jika pendidikan dapat meramalkan nasib suatu bangsa,apakah bangsa itu memiliki masa depan yang gagal dan tertinggal,atau menjadi bangsa yang berhasil dan maju.

Pendidikan sebetulnya menjadi kebutuhan dasar yang mutlak untuk menciptakan manusia yang berdaya saing dalam menciptakan kesejahteraan,terutama dalam hal menyelesaikan masalah sosial yang paling klasik yakni kemiskinan.Namun ternyata untuk menyediakan akses pendidikan yang layak dan bermutu terkadang sulit untuk terlaksana

Dalam hal memenuhi akses kebutuhan pendidikan bangsa Indonesia sering mengalami kesulitan sejak Indonesia sudah merdeka hingga saat ini,maka tidak heran jika negara kita akan selalu mendapat predikat negara berkembang disbanding negara lain,bahkan dibanding negara Malaysia yang dulunya terbelakang soal pendidikan.

Namun ada secerca harapan untuk pendidikan Indonesia yang terpuruk dan terbelakang untuk saat ini,yang ternyata banyak banyak tokoh muda inspiratif yang berusaha agar pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik,dan banyak diantaranya tidak diketahui oleh publik dan jarang mendapatkan apresiasi untuk kontribusinya dalam bidang pendidikan dan kemanusiaan.

            Untuk itu Unika Atma Jaya saat ini berusaha untuk mencari dan menampilkan tokoh muda inspiratif dibidang pendidikan dan kemanusiaan dan memberi penghargaan Frans Seda Award 2015 sebagai penyemangat dan motifasi tokoh tersebut,dengan melalui reportase dari para penulis di kompasiana.

Saya sebagai kompasianer ingin mengajukan satu nama yang kiranya layak mendapat penghargaan Frans Seda Award 2015 untuk perjuangannya dibidang pendidikan dan kemanusiaan.

Saya merekomendasikan seorang polisi dari Mamuju,Sulawesi Barat,yakin Brigadir (Pol) Peter Paembon.Brigadir polisi berusia 43 tahun yang merupakan angguta Babin Kamtibmas Polsek Kalukku ini telah melakukan banyak terobosan dalam mengubah wajah pendidikan di kabupaten Mamuju.

Pada awalnya sang abdi negara ini melihat banyaknya anak-anak yang putus sekolah di Kabupaten Mamuju,selanjutnya dia memiliki sebuah niat untuk medata anak-anak tersebut dan mengajukan idekepada anggota lain agar gaji setiap anggotapolres Mamuju dipotong untuk membiayai pendidikan anaka-anak yang putus sekolah dan kurang mampu,hingga pada akhirnya ide itu disepakati.

            Uang tersebut kemudian dikumpulkan untuk membeli perlengkapan sekolah,namun ternyata menurut keterangan beliau “banyak kendala yang dihadapi,seperti ada orang tua yang malah tidak mau anaknya disekolahkan”,namun hal ini tidak menyurutkan semangat beliau,sehingga lambat laun setelah programnya berjalan,dukungan pun mengalir,mulai dari Yayasan Karmpuang,Lembaga KMP,BRI Mamuju,Pemda Mamuju,hingga tidak main-main dukungan dari UNICEF pun turun untuk mendukung program beliau.

Melalui program Go to school atau Gerakan Kembali Kesekolah (GKK) yang digagas pria kelahiran Toraja,9 November 1972 ini sudah berhasil menyekolahkan 756 anak putus sekolah (Makassar.tribunnews.com) ,dan sudah menjadi program Polda Sulbar dan UNICEF dibawah naungan PBB

Beliau mengatakan “kita bisa mengurangi angka kriminalitas seperti curat,curas,teroris dan pelaku criminal lainnya lewat pendidikan.Terutama kriminalitas yang melibatkan anak-anak.

Berkat keberhasilan tokoh muda inspiratif dibidang kemanusiaan dan pendidikan ini,beliau diganjar penghargaan dari polri dan Unicef pada tahap ke dua tahun 2015.Beliau juga sempat mendapatkan pelatihan selama 10 hari di Jepang.

Setelah menyabet banyak penghargaan, Brigadir (Pol) Peter Paembon ini justru belum merasa puas dan bahkan bercita-cita untuk menyekolahkan sebanyak lebih dari 1000 orang untuk tahun depan

Dari berbagai pengalaman sang abdi negara,sebagai obor penerang ditengah kebodohan untuk mencerdaskan anak-anak di daerah beliau bertugas,maka saya merasa Brigadir (Pol) Peter Paembon layak untuk mendapatkan penghargaan Frans Seda Award untuk memacu beliau lebih lagi dalam tugas bagi kemanusiaan.

Jika beliau mendapat penghargaan ini tentu saya rasa, akan dapat menjadi inspirasi bagi polisi-polisi lain di berbagai daerah lain,bahkan mungkin masyarakat umum menjadikannya pedoman dalam hal memajukan pendidikan dan kemanusiaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun