Mohon tunggu...
Forkammela Br ginting
Forkammela Br ginting Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya senang mengenal hal baru berubah untuk lebih maju

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Stewardship dalam Teologi Protestan dan Implikasinya bagi Kepemimpinan Kepala Sekolah

10 November 2024   07:13 Diperbarui: 10 November 2024   07:16 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pendahuluan

Konsep stewardship dalam teologi protestan mengacu pada kemamampuan manusia mempergunakan dan mengelola sebaik baiknya sumber daya yang diberikan oleh tuhan .sehingga pandangan ini  setiap manusia ciptaan tuhan  diharapkan mampu mengelola seperti bakat yang ada dalam diri,waktu dalam segala hal khususnya waktu untuk tuhan,harta benda dengan cara ini sebagai bentuk mencerminkan nilai nilai iman dan rasa syukur dan terimakasi untuk penciptaan tuhan.stewardship bukan hanya tentang sekedar pengeloaan materi tetapi mencakup kebidang spiritual dan social,dimana seorang individu dipanggil untuk dapat mengambil bagian kedalam kesejahteraan dalam komunitas dan lingkungan sekitar.

 Dalam konteks Pendidikan seringkali kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin tidak hanya memiliki tanggung jawab juga harus memiliki prinsip di stewardship  untuk peimplikasian yang mengdalam sebagai pengelola sumber daya sekolah dan juga memiliki tanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang memadai sebagai pendukung perkembangan karakters  peserta didik. Tentunya dengan mengimplikasikan prinsip stewardship. kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan sangat mempengaruhi dalam menciptakan budaya sekolah yang positif dan dalam memberdayakan tenaga kerja lainya seperti guru dan staf serta menjalin hubungan yang baik dengan orangtua dan masyarakat

Maka melalui pendekatan ini kepala sekolah sebagai pemimpin dan pengelola dapat menjalankan tanggung jawab mereka sebagai pemimpin yang melayani yang bukan saja tertuju pada pencapaian akademik tetapi juga dalam pembentukan karakter dan nilai moral peserta didik.sehingga dalam lanjutanya kita akan membahas tentang konsep stewardship dalam teologi protestan  dan implikasinya bagi kepemimpinan kepala sekolah.

   

 pembahasan 

Definisi stewardship diartikan sebagai perilaku seseorang dalam situasi dimana dirinya menejer dan tidak ada motivasi dari organisasi manapun , oleh karena itu dapat dikatakan bahwa stewardship sepenuhnya sejalan dengan tujuan dari pemangku kepentingan .Gagasan utama teori pengelolaan ini adalah kutukan, atau , dengan kata lain , pentingnya prinsip dalam organisasi mana pun . Hal ini membantu menjelaskan bagaimana pengelolaan mendorong karyawan untuk bekerja sama guna mencapai tujuan organisasi daripada tujuan pribadi ( Davis , 1997 ) .Adapun stewarsip juga fokus pada struktur penyediaan dan pemberdayaan dari pada hanya menyatukan dan mengatur yang perlu diketahui pada dasarnya stewardship Merujuk kepada permisalan seseorang direktur yang bertindak sebagai layanan perencanaan dan pemberdayaan, jadi jika di kaitkan denga stewardship dengn teologi keprotestanan yaitu bahwa stewardship atau pengelolaan dalam kehidupan dalam kehidupan tuhan Protestan menyediakan semua dalam segala aspek dalam hidup kita yang dapat kita rasakan dan lihat seperti bakat,kemampuan ,energi dalam melakukan aktivitas,dan masih banyak lagi yang dari pemberian tuhan tersebut yang harus kita kelola dan kembangkan agar apa yang sudah tuhan percayakan kepada kita,sehingga kita dapat menjadi pengelola berkat yang baik dan yang harus kita tau bahwa tuhan

     mampu menelola diri kita sendiri melainkan menjadi pengelola supaya bisa menjadi berkat bagi orang lain .hal , penatalayanan adalah ajaka tuhan yang membuat kita bisa menjalin hubungan baik dengan tuhan kita dalam keseharian kita sebagai pengelola , artinya kita bisa memastikan bahwa setiap aspek kehidupan kita baik , seperti kemampuan kita , tenaga kita , perhatian kita , dan bahkan mungkin mempercayakan keluarga ke dalam tangan tuhan dan percaya.Berkenaan dengan itu , pengelolaan merupakan suatu anugerah Tuhan yang memungkinkan kita untuk memiliki hubungan baik dengan Tuhan kita dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang pengelola , artinya kita dapat memastikan bahwa setiap aspek kehidupan kita baik , seperti kemampuan kita , energi kita , perhatian kita , dan mungkin bahkan mempercayakan keluarga kedalam tangan Tuhan dan percaya , yang merupakan titipan .

Istilah penatalayanan juga mempunyai arti sebagai pengelolaan apa bila itu jika diterapkan pada gereja yang mempunyai arti sebagai pelayanan yang berati pekerja penatalayanan .diterapkan Sebagai contoh , dalam ( kejadian 24 ) dijelaskan bahwa Abraham mempunyai seorang bernama Eliezer yang merupakan seorang penganut kepercayaan yang dipercaya untuk mengurus hatinya dan segala urusan di tangganya . Ia adalah seorang penata, atau bahkan sebagai pengelola ( pengurus ) harta dan segala urusan sesuai dengan pemiliiknya Abraham .ke gereja yang memiliki arti sebagaipelayanan yang berati pekerja penatalayanan. Sebagai contoh , dalam ( kejadian 24 ) dijelaskan bahwa Abraham mempunyai seorang bernama Eliezer yang merupakan seorang penganut kepercayaan yang dipercaya untuk mengurus hatinya dan segala urusan di tangganya . Ia adalah seorang penata, atau bahkan sebagai pengelola ( pengurus ) harta dan segala urusan sesuai dengan pemiliiknya Abraham .Maka pengelola yang disebut sebagai pembimbing , pemandu , penunjuk jalan , atau orang yang mengemban tugas tersebut disebut pula dengan “ kepala rumah ” .digambarkan sebagai mentor ,pemandu, pemandu , atauOrang yang melaksanakan tugas ini disebut juga dengan " kepala rumah " .kej.43:16,19;44:4).Dan juga Paulus dkk.menyebut diri sebagai hamba hamba kristus yang mendapat kepercayaan mengenai rahasia kristus (1kor. 4:1-2).tugas  harus dilakukan dengan jujur dan jika tidak penatalayanan atau pengelola itu pasti akan di pecat/digantikan (yes22:15-25).

Agar kita dapat lebih memahami penatalayanan, juga dikenal sebagaidisebut manajemenpengelolaan ( stewardship), dalam keprotestanan, kita harus mempertimbangkan kebijakan dan perilaku setiap individu dalam perceya mengelola talenta , yaitu Tuhan . Tuhan memanggil keristen supaya mengelola talenta pemberianya, dan di dunia ini tidak ada orang yang “kosong” .(pengurusan), dalam keprotestanan, kita harus mempertimbangkan kebijakan dan tingkah laku setiap individu dalam perceya mengelola talentanya, yaitu Tuhan . Tuhan memanggil keristen supaya mengelola talenta pemberianya,

    Stewardship mengajarkan kita untuk tidak hitung hitungan dengan tuhan,perbuatan baik bukanlah syarat untuk kita bisa selamat,namun perbuatan baik suatu bukti dari keselamatan jika kita lihat di roma 14:17-18 TB yang berbunyi(17) sebab kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran,dalami sejahtera dan damai sukacita oleh Roh kudus,(18)karena barang siapa melayani kristus dengan cara ini,ia berkenan pada allah dan dihormati oleh manusia.

Nah selanjutya kita akan bahas mengenai bagaimana nilai ini diterapkan dalam manajemen kepimpinan di suatu lembaga Pendidikan

Dalam budaya Kristen tradisional , konsep penatalayanan mendorong orang untuk menjadi penatalayan yang baik atas segala sesuatu yang merupakan hasil dari Tuhan .Konsep penatalayanan mendorong orang untuk menjadi penatalayan yang baik terhadap segala sesuatu yang merupakan hasil dari Tuhan . - hari yang disebabkan oleh Tuhan . Dalam konteks lembaga pendidikan , hal ini dapat diungkapkan dalam penatalayanan sebagai berikut : sekolah dan guru berkomitmen untuk mengidentifikasi , mengevaluasi , dan mengembangkan potensi unik setiap siswa sebagai anugerah dari Tuhan . Penerapan konsep pelayanan sekolah , yang dilakukan oleh semua individu , terutama siswa di Lembaga Pendidikan sekolah atau kepala perusahaan sekolah tertentu , memungkinkan untuk menyediakan program pengembangan diri , pendampingan , dan pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan batasan waktu setiap siswa .diekspresikan dalam konteks lembaga pendidikan dalam bentuk penatalayanan , artinya pendidik dan sekolah berkomitmen untuk mengidentifikasi , mengevaluasi , dan mengembangkan potensi unik setiap siswa sebagai anugerah Tuhan . Hal ini dapat diwujudkan dalam konteks lembaga pendidikan dalam bentuk penatalayanan , yang berarti bahwa pendidik dan sekolah berkomitmen untuk mengidentifikasi , mengevaluasi , dan mengembangkan potensi unik setiap siswa sebagai anugerah dari Tuhan . Sebagaimana dikemukakan Cunningham , karya Kristen menawarkan model unik untuk gaya hidup kreatif dan mengintegrasikan beberapa aspek kehidupan dalam kajiannya ( Cunningham , 1989 ) .Dinyatakan oleh Cunningham , karya Kristen menawarkan model unik untuk gaya hidup kreatif dan mengintegrasikan beberapa aspek kehidupan dalam penelitiannya ( Cunningham , 1989).Dalam pelaksanaan pelaksanaankonsep pelayanan sekolah yang dilakukan oleh seluruh individu khususnya peserta didik di Lembaga Pendidikan sekolah atau pimpinan sekolah , pihak sekolah dapat menyelenggarakan program pengembangan diri , dari, dan pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan keterbatasan waktu masing - masing peserta didik .Konsep pelayanan sekolah yang dilakukan oleh semua individu khususnya peserta didik di Lembaga Pendidikan sekolah atau pimpinan sekolah , sekolah dapat menyediakan program pengembangan diri , pendampingan, dan pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan keterbatasan waktu masing - masing peserta didik .

Pendidik berperan sebagai penatalayanan atau pengelola yang membantu membantusiswa memahami potensi dirinya dan menggunakannya dengan tekun dan penuh semangat untuk mencapai ketuhanan , kemuliaan Siswadan menebar kebaikan dengan semua orang , apa pun yang terjadi.memahami potensi diri dan menggunakannya dengan tekun dan penuh semangat untuk mencapai ridha Tuhan dan mewujudkan kebaikan hati semua orang , apa pun yang terjadi .Hal sesuai dengan pernyataan Anwariapernyataan itubahwa tujuan gereja penatalayanan adalah membangun tubuh kristus demi kepentingan bersama ( Anwaria , 2002 ) .tujuan gereja penatalayanan adalah membangun tubuh kristus demi kepentingan bersama ( Anwaria , 2002 ) .Dengan demikian , fokus fokussiswa istimewa tidak hanya pada prestasi tetapi juga pada kontribusi positif bagi komunitas dan masyarakat .siswa istimewa bukan hanya dari segi prestasi saja tetapi jugakontribusi positif bagi komunitas dan masyarakat .

Dalam Lembaga Pendidikan Khusnya di Sekolah Kristen , terdapat pula sejumlah besar kepemimpinan khusnya di tingkat sekolah dalam mengintegrasikan pengetahuan akademis dengan praktik pendidikan modern . Akan tetapi , di era globalisasi , sekolah diharapkan menerapkan kurikulum dan metode pengajaran yang difokuskan pada keberhasilan akademis dan keterampilan di abad ke - 21 , tetapi ada pemimipin sekolah khusnya lainnya dijuga sejumlah besar kepemimpinan khusnya di tingkat sekolah dalam mengintegrasikan pengetahuan akademis dengan praktik pendidikan modern . Namun , di era globalisasi , sekolah diharapkan untuk menerapkan kurikulum dan metode pengajaran yang difokuskan pada keberhasilan akademis dan keterampilan di abad kedua puluh satu , tetapi ada pemimipin sekolah khusnya lainnya di .

Sekolah Kristen perlu untuk memperkuat identitasnyaidentitas dan nilai - nilai Kristennya untuk mendukung Lembaga Pendidikan Kekristenan . Sebagai hasil dari ungkapan chadwick , banyak sekolah Kristen telah menjadi " Kekristenan berlapis coklat " , di mana program Kristen digambarkan sebagai panduan komprehensif yang mencakup Danaspek dari proses pengajaran .Nilai - nilai Kristen dalam rangka mendukung Lembaga Pendidikan Kekristenan . Sebagai akibat dari ungkapan Chadwick , banyak sekolah Kristen telah menjadi " Kekristenan berlapis coklat " , di mana program Kristen digambarkan sebagai panduan komprehensif yang mencakup setiap aspekproses pengajaran .Dan akibatnya hasil daripengembangan bakat istimewa inihanya terfokus pada keunggulan akademis . Tanpa mengakui karakter kristiani utuh , lembaga pendidikan tertentu perlu menegaskan kembali komitmennya pada falsafah pendidikan kristiani , yaitu memadukan ilmu dan pengetahuan secara holistik .ituPengembangan bakat istimewa siswa hanya terfokus pada keunggulan akademis . Tanpa mengakui karakter kristiani utuh , lembaga pendidikan tertentu perlu menegaskan kembali komitmennya pada falsafah pendidikan kristiani , yaitu memadukan ilmu dan pengetahuan secara holistik .Seperti menyatakanyang oleh AsosiasiSekolah Kristen Internasional ( ACSI) , pendidikan Kristen harus dikembangkan dengan mempertimbangkan elemen - elemen penting berikut .Christian Schools International ( ACSI ) , pendidikan Kristen harus dikembangkan dengan mempertimbangkan elemen penting berikut .

1.kebenara Firma Allah sebagai fondasi,

2.integrasi alkitab dalam setiap disiplin ilmu,

3.staf pengjar yang Kristen,

4.pengembangan potensi siswa dalam kristus dan,

5.praktik organisasi yang alkitabiah (Anthony,2001).

Selain menitikberatkan pada prestasi akademik , bakat istimewa siswa juga berkembang dalam bentuk karakter kristus yang sekaligus menjadi batu loncatan dalam komunikasi interpersonal .keDengan berfokus pada prestasi akademik , bakat istimewa siswa juga berkembang dalam bentuk karakter kristus yang sekaligus menjadi batu loncatan dalam komunikasi interpersonal .Sebagai mitra dalam pendidikan anak , Sekolah Jadi hendaknya juga mendidik masyarakat sekitarnya atau individu lain , seperti tua , tentang pentingnya keluarga dalam bidang Pendidikan Kristen yang tercantum dalam alkitab ( Richards , 1975 ) .pendidikan seorang anak , Jadi Sekolah juga harus mendidik masyarakat sekitarnya atau individu lain , seperti tua , tentang pentingnya keluarga dalam bidang Pendidikan Kristen yang tercantum dalam alkitab ( Richards , 1975 ) .

Dalam hal ini terdapat juga kesenjangan didalam pemahaman teologis tentang pengelolaan karunia dan bakat kedalam implementasinya dengan sederhana di Lembaga Pendidikan Kristen di Indonesia ,jika dilihat kedalam bentuk teologis karunia dan bakat  dipahami bahwa itu pemberian Allah yang diberi kepada manusian dan harus dikelolah dan digunakan untuk melayani  dan bentuk memuliakan tuhan (efesus 4:11-12).namun dalam pengaplikasianya banyak Lembaga Pendidikan Kristen yang cendrung hanya menekankan prestasi akademis semata dan kurang mengintegerasikan aspek spiritual dalam proses pembelajaran.ini diungkapkan khoe yao tung “banyak sekolah Kristen,baik di level sekolah dasar maupun sekolah mengengah bahkan diperguruan tinggi sekali pun hanya sekedar menyandang  nama Kristen saja” (tung,2016.hal146).

    Kesenjangan ini sangat telihat dari masih tidak ada upaya untuk mengembangkan karunia dan bakat siswa secara holistik yang mencakup aspek spiritual,intelektual,dan karakter.hanya berfokus didalam Pendidikan dan pencapaian Pendidikan serta persiapan  karir ,sedangkan pembentukan iman dan kepribadian karakter Kristen kurang diperhatikan.mengakibatkan,lulusan dari suatu Lembaga pendidkan Kristen menjadi tidak berbeda secara signifikan dengan lulusan sekolah lainnya dalam hal integrasi dan spiritualitas hal ini yang dikemukakan Richard J.Edlin,Pendidikan yaitu perspektifitas Kristen seharusnya  “mencakup  upaya penyampaian yang bersifat menantang kepada  anak anak untuk memuliakan  kristus sebagai tuhan atas semua ciptaanya (Edlin,2015,hal 57) .

kesimpulan

jadi konsep stewardhisp ini jika di kaitkan dengan teologis keprotestanan bahwa penekanan manusia sebagai pengelola bukan pemilik dalam pemberian sumber daya yang di berikan dari tuhan.ini termasuk kedalam tanggung jawab setiap individu untuk mengelola seluruh aspek kehidupan,termasuk bakat dan tujuan dan hubungan dan lain lain Adapun dalam kontek ini kepemimpinan kepala sekolah dalam peimplikasian prinsip stewardship ini menjadikan pemimpin untuk dapat mengelola sumber daya baik Pendidikan secara bijaksana,menciptakan lingkungan yang memadaik dan juga menjadikan lingkungan sekitar yang dapat menjadi tempat pertumbuhan spiritual dan akademis setiap peserta didik sehingga seluruh lapisan masyarakat mendapat pelayanan yang baik.

sumber refrensi

Amin, R. (2018). Peran guru agama dalam bimbingan konseling siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Studi, 4(1), 1-13.

 Anwari, M.S. (2002). Peranan penatalayanan dalam pengembangan jemaat. Malang: Gandum Mas.

 Boyd, C.F. (2006). Menyikapi perilaku anak sesuai dengan karakternya. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.

Graham, B. (2000). Beritakan Injil-Standar Alkitabiah bagi penginjil. Lembaga Literatur Baptis dan Yayasan ANDI.

https://316notes.com/embracing-stewardship-by-ps-sidney-mohede/

https://gkiiubud.blogspot.com/2013/09/penatalayanan-stewardship.html?utm_source.                                

https://media.neliti.com/media/publications/349837-penatalayanan-gereja-di-bidang-misi-seba-4bec49f4.pdf?utm_source.             

Irham, M., & Wiyani, N.A. (2014). Bimbingan & konseling: Teori dan aplikasi di sekolah dasar. Ar-Ruzz Media.

Nurfatihah, S., Kamal, M., Afrinaldi, A., & Putra, D.P. (2022). Peranan guru bimbingan dan konseling dalam membina interaksi sosial siswa di SMPN 1 Simpati Kabupaten Pasaman. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(5), 2378-2383.

Richard, L.O. (2007). Pelayanan kepada anak-anak. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Rukaya. (2019). Aku bimbingan dan konseling. NN.

Setianingsih, E.S. (2016). Peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan belajar di SD. Malih Peddas (Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar), 6(1).

Stott, J. (2014). The message of Ephesians. InterVarsity Press.

 Suryati & Salehudin, N. (2021). Program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kecerdasan spiritual dan emosional siswa. UINSI Samarinda, 4(2), 1-8.

Tung, K.Y. (2016). Terpanggil menjadi pendidik Kristen yang berhati gembala. Yogyakarta: ANDI. Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta: Grasindo

Zed, M. (2014). Metode penelitian kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun