Melepas UK dari keanggotaan sebenarnya adalah hal yang mudah. Namun kesulitan akan menghampiri saat berbicara atau mencari kesepakatan tentang hubungan perdagangan baru, penentuan besaran tarif (bea) dan hambatan lain pada perizinan untuk masuknya suatu produk, dan kesepakatan yang berkaitan dengan kewajiban seperti pergerakan yang bebas (free movement) manusia, produk dan dana yang selama ini terjadi di dalam UE. Dengan potensi kompleksitasnya, wajar jika para pemimpin UE mengklaim proses ini akan dapat memakan waktu hingga lima tahun.
Para pemimpin bisnis pasti menginginkan hal termudah untuk mencegah kerugian ekonomi. Namun para pemimpin politik Eropa mengatakan jika proses ini mudah maka kondisi akan menjadi “brutal” guna mencegah negara-negara lain ikut keluar.
Nasib UK kini berada di tangan pemerintahan Theresa May. Ia dan para asistennya harus memiliki visi dan kemampuan negosiasi juga kerja keras agar “kehidupan” UK tetap terjaga apalagi ada beberapa dari kalangan bisnis keuangan sudah menyatakan akan merelokasi bisnisnya keluar dari UK menuju UE.
Pada tulisan berikutnya kami akan membahas potensi aksi pemerintah UK untuk menjaga amanat rakyatnya, agar Brexit tidak menjadi bencana ekonomi dan politik bagi kesatuan Britania Raya dan Irlandia Utara.
Sumber berita: ForexSignal88, The Telegraph UK, Open Europe, Wikipedia|Sumber gambar: Breitbart
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H