Mohon tunggu...
Forestya sartika
Forestya sartika Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa universitas bakrie

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Trend Budaya Betawi di Iklan Kampanye Mas Pram dan Bang Doel

7 Januari 2025   20:29 Diperbarui: 7 Januari 2025   20:29 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika politik kontemporer Jakarta menunjukkan fenomena menarik dalam penggunaan identitas budaya sebagai instrumen kampanye. Pilkada Jakarta 2024 menghadirkan strategi kampanye yang menonjolkan penggunaan elemen budaya Betawi, khususnya melalui iklan "Kagak Ribet Dah" dari pasangan Pramono-Rano. Fenomena ini merefleksikan pergeseran paradigma dalam komunikasi politik yang semakin mengedepankan pendekatan kultural.
Budaya Betawi, sebagai identitas asli Jakarta, memiliki posisi strategis dalam membentuk narasi politik. Penggunaan bahasa, simbol, dan nilai-nilai Betawi dalam kampanye politik bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan upaya membangun legitimasi kultural dan kedekatan dengan pemilih. Iklan "Kagak Ribet Dah" merepresentasikan pertemuan antara tradisi Betawi dengan modernitas politik Jakarta.


Studi ini menganalisis bagaimana elemen-elemen budaya Betawi dimanfaatkan sebagai alat kampanye, dengan fokus pada aspek bahasa, visual, dan nilai-nilai kultural yang direpresentasikan. Analisis juga mencakup implikasi penggunaan budaya lokal dalam konteks politik terhadap persepsi publik dan efektivitasnya dalam membangun koneksi dengan pemilih.
Signifikansi penelitian ini terletak pada kontribusinya dalam memahami interseksi antara budaya lokal dan strategi komunikasi politik kontemporer. Temuan dari studi ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam memahami dinamika kampanye politik yang memanfaatkan identitas kultural sebagai instrumen persuasi.


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif representasi budaya Betawi dalam iklan kampanye "Kagak Ribet Dah" oleh pasangan Pramono-Rano pada Pilkada Jakarta 2024, dengan menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan representasi budaya Betawi sebagai alat kampanye dalam iklan "Kagak Ribet Dah" oleh pasangan Pramono-Rano pada Pilkada Jakarta 2024.
Aspek Representasi Budaya yang ada dalam iklan tersebut mengidentifikasi elemen-elemen budaya Betawi yang digunakan dalam iklan kampanye, menganalisis tingkat autentisitas representasi budaya Betawi dalam iklan, mengevaluasi keseimbangan antara nilai tradisional dan modern dalam penyajian budaya Betawi. 

Aspek Komunikasi Politiknya yaitu mengkaji strategi penggunaan budaya lokal sebagai alat komunikasi politik, menganalisis efektivitas pesan politik yang disampaikan melalui pendekatan kultural, mengevaluasi dampak penggunaan identitas Betawi terhadap positioning kandidat. Dari segi Aspek sosialnya menganalisis respon masyarakat Jakarta terhadap penggunaan elemen budaya Betawi dalam kampanye, mengkaji implikasi sosial dari komodifikasi budaya dalam konteks politik, mengevaluasi potensi pengaruh kampanye terhadap persepsi budaya Betawi. Menganalisis strategi kreatif dalam penggunaan elemen visual dan verbal budaya Betawi, mengkaji efektivitas storytelling dan pemilihan talent dalam iklan, mengevaluasi kesesuaian eksekusi kreatif dengan tujuan kampanye. Dan dilihat dari segi etisnya ialah mengkaji aspek etis penggunaan budaya lokal dalam kampanye politik, menganalisis potensi dampak jangka panjang terhadap preservasi budaya Betawi, dan mengevaluasi keseimbangan antara kepentingan politik dan pelestarian nilai budaya.

Kampanye politik adalah serangkaian tindakan yang direncanakan dan diorganisir yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilih selama periode waktu tertentu. Ini merupakan upaya komunikasi yang sistematis untuk mendapatkan dukungan publik terhadap kandidat, partai, atau gagasan politik tertentu.
Kampanye merupakan program kerja, membutuhkan proses yang konsisten, konsistensi, dan waktu yang lama. Pencitraan adalah tujuan utama dari kempanye. Kampanye sebagaimana didefinisikan dalam Kegiatan yang dilakukan oleh peserta pemilu dengan tujuan untuk meyakinkan Masyarakat yang akan memilih. Selama pemilu, istilah "kampanye" digunakan untuk menunjukkan keunggulan program kandidat.


Iklan sangat membantu kandidat politik menyebarkan produk dan gagasan politik melalui media massa tertentu. tujuan memberikan informasi, mempersuasi publik, dan meningkatkan ketanggapan kandidat. Iklan juga merupakan sebuah alat atau media yang dipakai untuk kampanye selama pemilu sebagai sarana publikasi program kandidat dan berfokus pada bisnis. Media pertama yang mendukung kegiatan bisnis adalah iklan.

Iklan "Kagak Ribet Dah" lebih menonjolkan penggunaan simbolis budaya Betawi dibanding representasi otentik. Strategi ini mengutamakan aspek popularitas dan daya tarik politik dengan mengorbankan kedalaman dan keaslian budaya Betawi.
Forum Betawi Rempug (FBR) menyatakan dukungannya kepada Pramono Anung-Rano Karno, pasangan calon nomor tiga. Ormas Betawi percaya pasangan tersebut dapat mengalahkan dua kandidat lainnya. Hal itu yang memperkuat pasangan calon mas pram dan bang doel ini yakin bahwa apa yang dilakukannya di dukung penuh oleh forum yang semuanya adalah warga Betawi atau asli Jakarta.


Penggunaan bahasa informal "Kagak Ribet" sangat relevan dengan target audiens Jakarta,  gaya komunikasi yang santai namun tetap menunjukkan profesionalisme menciptakan keseimbangan antara kedekatan dengan masyarakat dan wibawa sebagai calon pemimpin Visual yang sederhana dan mudah dipahami membantu pesan kampanye tersampaikan dengan efektif. Pemilihan diksi khas Jakarta ("Kagak") menunjukkan pemahaman terhadap kultur lokal, setting Balai Kota sebagai latar memberikan konteks spesifik pemerintahan DKI Jakarta. 

Penggunaan elemen visual yang familiar bagi warga Jakarta membangun kedekatan dengan pemilih. Tagline "Kagak Ribet" memposisikan kandidat sebagai solusi untuk birokrasi yang lebih sederhana. Visual yang optimis (langit cerah, sinar matahari) memperkuat pesan perubahan positif. Penampilan kandidat yang formal namun dengan gaya visual kartun menciptakan kesan approachable leadership. Durasi 30 detik cukup untuk menyampaikan pesan utama kampanye. Format TVC memungkinkan jangkauan yang luas ke pemilih. 

Kesederhanaan pesan ("Kagak Ribet") mudah diingat dan diresonansi oleh masyarakat. Merespon keluhan umum tentang kerumitan birokrasi, menawarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jakarta, memperlihatkan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi warga, penggunaan setting Balai Kota menunjukkan keseriusan visi kepemimpinan, penampilan kandidat yang formal mempertahankan kredibilitas sebagai calon pemimpin, kombinasi elemen formal dan informal menciptakan kesan pemimpin yang kompeten namun merakyat, dan dapat membangun citra positif kandidat di mata pemilih.


Berpotensi meningkatkan elektabilitas melalui pendekatan yang relatable, memungkinkan terciptanya engagement yang baik dengan pemilih muda, Iklan ini memiliki relevansi yang kuat dalam konteks kampanye politik karena berhasil mengkombinasikan: Kedekatan dengan kultur lokal Jakarta, Profesionalisme kepemimpinan, Solusi terhadap masalah actual, Pesan yang mudah diingat dan Visual yang menarik dan optimis. Pendekatan ini sangat relevan untuk kampanye politik modern yang membutuhkan keseimbangan antara kredibilitas dan aksesibilitas kepada pemilih.


Media sosial telah berkembang menjadi alat penting untuk komunikasi politik karena kemajuan teknologi dan ekspansi internet. Menurut Putri Yolanda dan Halim (2020), para pemimpin dan tokoh politik saat ini memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyampaikan kebijakan, informasi, serta citra diri, mendekatkan diri dengan masyarakat, dan mendapatkan dukungan.

Iklan "Kagak Ribet Dah" merupakan contoh strategi komunikasi politik yang mengintegrasikan elemen budaya lokal. Meskipun efektif dalam menarik perhatian dan membangun koneksi dengan pemilih, terdapat pertanyaan mengenai kedalaman dan autentisitas representasi budaya Betawi yang ditampilkan.
Dari gambar capture yang diatas dapat disimpulkan bahwa unsur yang mengandung budaya betawi itu diantaranya adalah model balai kota dan alat transportasi yang digunakan adalah bemo, yang pada zaman dulu menjadi ciri khas yang ada di daerah Jakarta, dengan maksud dan tujuan dari penyampaian kampanye iklan tersebut mengandung arti, bahwasanya calon gubernur PRAMONO-RANO di Pilkada 2024 ingin mengajak para warga daerah Jakarta untuk memilih beliau karena dengan visi misi yang ingin memajukan budaya yang menjadi ciri khas dari suatu daerah.
Tampilan visual menggunakan latar belakang langit biru dengan sinar matahari yang memancar (sunburst), Terdapat ilustrasi awan-awan putih dengan hiasan dekoratif, Menampilkan gambar bangunan Balai Kota, Terdapat ilustrasi mobil berwarna biru, Dua figur yang menggunakan pakaian formal dengan peci, Penggunaan bahasa informal "Kagak Ribet" dalam judul, Durasi iklan 30 detik dengan format TVC (Television Commercial)
Latar langit biru dan sinar matahari memancar menyimbolkan optimisme dan harapan baru Penggunaan bahasa "Kagak Ribet" (bahasa Jakarta) menunjukkan kedekatan dengan masyarakat lokal, Balai Kota merepresentasikan pusat pemerintahan dan pelayanan publik, Pakaian formal dengan peci menandakan identitas kepemimpinan yang religius dan formal, Gaya visual kartun/ilustrasi memberi kesan ringan dan mudah dipahami.


Penggunaan bahasa informal Jakarta memperkuat mitos bahwa pemimpin yang dekat dengan bahasa lokal lebih dapat dipercaya, Visual yang cerah dan optimistis mendukung mitos bahwa perubahan kepemimpinan akan membawa masa depan yang lebih baik, Balai Kota sebagai simbol kekuasaan meneguhkan mitos tentang pentingnya legitimasi institusional, Penampilan dengan peci dan pakaian formal memperkuat mitos tentang figur pemimpin Indonesia yang ideal (religius dan formal), Gaya visual yang sederhana mendukung mitos bahwa kepemimpinan yang baik adalah yang tidak rumit ("kagak ribet"). Iklan ini menggunakan pendekatan visual dan bahasa yang mencoba mendekatkan calon pemimpin dengan masyarakat Jakarta, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai kepemimpinan formal. Penggunaan semiotika dalam iklan ini efektif membangun citra kepemimpinan yang mudah diakses namun tetap berwibawa.

Kesimpulan yang dapat diambil dari iklan diatas adalah penggunaan budaya Betawi dalam iklan "Kagak Ribet Dah" mencerminkan fenomena yang lebih luas tentang instrumentalisasi budaya dalam politik kontemporer. Meskipun efektif sebagai strategi komunikasi politik, pendekatan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang autentisitas dan keberlanjutan budaya. Kampanye ini menunjukkan bahwa keberhasilan politik jangka pendek perlu diimbangi dengan tanggung jawab terhadap pelestarian nilai-nilai budaya lokal.
Iklan kampanye "Kagak Ribet" ini merupakan sebuah strategi komunikasi politik yang cerdas dalam memadukan berbagai elemen, baik modern maupun tradisional, untuk menyampaikan pesan kepemimpinan yang efektif.


Secara keseluruhan, iklan ini berhasil mengkomunikasikan pesan politik yang kompleks dengan cara yang sederhana dan mudah diterima, sesuai dengan tagline "Kagak Ribet" yang diusung. Pendekatan ini mencerminkan pemahaman yang baik terhadap karakteristik masyarakat Jakarta yang menghargai kesederhanaan namun tetap menuntut profesionalisme dalam kepemimpinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun