Mohon tunggu...
Forando Hotman S
Forando Hotman S Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba membangun harapan

mahasiswa pencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pelakor Jadi Tren, Apa Penyebabnya?

27 Februari 2018   06:00 Diperbarui: 27 Februari 2018   13:20 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini banyak kasus perselingkuhan menjadi topik yang viral di media sosial, sampai-sampai menjadi sebuah bahasa gaul di kalangan dunia maya yaitu pelakor (perebut laki orang). Istilah tersebutpun mendadak ng-tren seiring banyaknya pengguna media sosial yang berselancar di dunia maya.

Menjalin hubungan dalam ikatan pernikahan untuk mencapai keluarga yang harmonis bukanlah sebuah perkara yang sangat mudah. Pria dan wanita memiliki kesempatan yang sama untuk tidak setia. ya, memang ada beribu alasan seorang pria dan wanita untuk selingkuh tetapi awal mula munculnya permasalahan di dalam rumah tangga adalah kurang efektinya komunikasi antar anggota rumah tangga. Padahal, komunikasi adalah syarat penting untuk mengetahui segalanya yang terjadi pada anggota rumah tangga.

Dari berbagai penelitian, sebagian besar pengamat mengatakan bahwa perselingkuhan terjadi karena adanya konflik dalam hubungan melalui konflik yang sangat beragam, misalnya tuntutan perhatian yang lebih, tuntutan masa depan, kecemburuan, rasa tidak percaya diri dan lain sebagainya. Selain hal tersebut perselingkuhan juga dapat dipicu karena alasan pribadi mengenai kejenuhan/bosan, rasa ingin tahu dan kurang terpenuhi kebutuhan biologis yaitu sex.

Dengan terjadinya konflik yang terus-menerus di dalam rumah tangga maka salah satu anggota rumah tangga akan mencari sebuah pelampiasan di luar kegiatan rumah tangga. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi biasanya para wanita akan melampiaskan emosionalnya ke sosial media dengan mengupload berbagai status galau ke media sosial. Dari status galau tersebut maka orang lain yang sedang berselancar di dunia maya akan peduli dan mencari kesempatan yang dapat berujung perselingkuhan  Begitu juga dengan pria dengan memanfaatkan teknologi, pria akan terpacu berselancar di dunia maya untuk melampiaskan konflik rumah tangga dan mencari pasangan yang memberikan emosional yang lebih.

Akibat mudahnya media yang ada sekarang, perselingkuhan pun menjadi sangat mudah dilakukan. Perselingkuhan kemungkinan besar dimulai dari awal timbulnya konflik dalam hubungan dan kurangnya intensitas kontak antar keluarga. Berbeda dari zaman dahulu, yang membutuhkan ruang dan media untuk melakukan perselingkuhan. jadi, sebenarnya perselingkuhan atau Pelakor bukanlah sebuah hal yang terbaru, hanya saja sekarang ini manusia menjadi sangat mudah untuk melakukan sebuah aksi dengan kemajuan teknologi. 

Lantas mengapa banyak orang-orang mengupload video pelakor? 

Saat seseorang merasa dikhianati maka perasaan emosional akan terbakar meluap-luap tanpa memikirkan akibatnya, terutama kepada kaum hawa yang lebih dominan mengandalkan perasaan, maka yang muncul di benak pemikirannya hanyalah untuk mempermalukan selingkuhan suaminya. padahal, sikap seperti ini bukanlah langkah yang baik untuk dilakukan. Mengupload video pelakor ke media sosial hanya akan menimbulkan masalah yang lebih besar antara suami istri. Hal yang terjadi bukanlah rasa malu pada suami melainkan akan menjadi pondasi perceraian. 

Dari berbagai jurnal, solusi yang harus dilakukan adalah sebaiknya menjalin hubungan komunikasi terlebih dahulu atau menggunakan orang ketiga dalam menjalin komunikasi, menanyakan kepastian yang terjadi kepada pasangan karena membongkar aib keluarga sama dengan membongkar rasa malu diri sendiri. 

Daftar Pustaka

Cyntia, Maria. Strategi Individu Yang Terlibat Cyber-Romantic Relationship (CRR) Dalam Merespon Perselingkuhan Pada Hubungannya. Journal. Unair

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun