Dinding hijau, atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di dinding, dapat memberikan efek yang serupa. Tidak hanya itu, hal ini dapat sekaligus memberikan daya tarik estetika kota, solusi ini tidak hanya memberikan keutungan pada lingkungan, tetapi juga dapat menigkatkan keindahan visual kota.
Selain solusi berbasis alam, kesadaran, dan pendidikan masyarakat mengenai adaptasi terhadap panas ekstrem sangatlah penting. Kampanye edukasi yang mendorong masyarakat untuk menanam pohon di sekitar rumah, menggunakan material bagunan yang ramah lingkungan, dan mengurangi bahan konsumsi energi listrik yang berlebihan untuk pendinginan dapat membantu mengurangi dampak panas ekstrem secara signifikan.
Inovasi teknologi juga harus menjadi bagian dari solusi jangka panjang. Penggunaan teknologi pendinginan pasif dalam desain bangunan seperti ventilasi alami, material yang memantulkan sinar matahari, dan penempatan jendela yang strategis untuk memaksimalkan aliran udara, dapat mengurangi ketergantungan pada pendingin berenergi listrik dan menurunkan suhu dalam ruang secara alami.
Penerapan teknologi ini tidak hanya dapat menurunkan suhu di dalam gedung, tetapi juga mengurangi konsumsi energi yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Mengatasi panas ekstrem di Kota Bekasi memerlukan pendekatan terpadu yang memadukan solusi berbasis alam, pendidikan, dan inovasi teknologi.
Dengan memperbanyak ruang terbuka hijau, menerapkan teknologi ramah lingkungan, dan meningkatkan kesadaran masyrakat, Kota Bekasi dapat menjadi kota yang lebih nyaman dan layak dihuni.
Muhammad Habibunnafis Al Hisyam, mahasiswa Sarjana Ekonomi Pembangunan Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H