Mohon tunggu...
Pribadi Ramadhan
Pribadi Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Pribadi

Banyak Baca Biar Bisa Banyak Nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Keberadaan 60 Ton Emas di Lautan Indonesia

25 Juli 2019   10:21 Diperbarui: 25 Juli 2019   14:56 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata "harta karun" mungkin yang terlintas dalam pikiran kita adalah harta yang telah bertahun -- tahun tersembunyi layaknya dalam film Indiana Jones atau dalam game Uncharted. Namun, pernahkah kalian menyangka bahwa di Indonesia juga ada harta karun dengan nilai hingga triliunan bahkan bisa melunasi hutang negara?

Harta karun ini bukanlah sumber daya manusia layaknya kata -- kata orang bijak, namun harta karun ini adalah harta Flor Do Mar atay Flor De La Mar, kapal pengangkut bongkahan emas yang tenggelam di perairan Indonesia.

Untuk kalian yang belum pernah mengenal apa itu kapal Flor Do Mar, mari kita bahas lebih lanjut tentang sejarah kapal ini beserta harta karun di dalamnya.

Sejarah Kapal Flor de la Mar

Flor do Mar atau Flor de la Mar merupakan sebuah kapal layar yang dibuat pada tahun 1502 di Lisbon. Kapal ini merupakan salah satu kapal layar terbesar dengan kapasitas angkutan paling banyak pada masanya. Flor de la Mar dibuat untuk mengangkut harta jarahan portugis dari berbagai pulau melalui lautan.

Nama Flor de la Mar sendiri memiliki arti sebagai Bunga Laut. Selama kurang lebih 9 tahun, kapal ini telah mengarungi Samudra Hindia dengan membawa berbagai harta rampasan mulai dari rempah, logistik, hingga emas dan permata.

Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang diarungi oleh kapal Flor do Mar. Atau lebih tepatnya, Indonesia menjadi perjalanan terakhir untuk Flor de la Mar sebab kapal ini tenggelam di perairan Malaka dengan membawa lebih dari 60 Ton emas.

Tenggelamnya Kapal Flor de la Mar

Di sekitar bulan November 1511, ketika Portugis berhasil melengserkan Kesultanan Malaka, Flor de la Mar menjadi kapal yang mengangkut hasil rampasan dari sana ke armada Portugis. Menurut legenda, berbagai perabotan dari emas milik Kesultanan Malaka dibawa oleh kapal ini.

Memang tidak ada yang tahu pasti apa saja yang dibawa dalam kapal Flor do Mar pada saat itu. Namun ahli sejarah memperkirakan ada lebih dari 60 ton emas milik Kesultanan Malaka yang diangkut ke dalam kapal.

Dalam perjalanannya mengangkut harta rampasan, Flor de la Mar dihantam badai dan gelombang. Sehingga kapal patah dan tenggelam di tengah lautan yang hingga saat ini masih menjadi misteri.

Sebagian emas yang diangkut dapat diselamatkan oleh kapal pengiring Flor do Mar. Namun sebagian besar yang ada di dalam kapal ikut tenggelam bersama badan kapal ke dasar laut. Dan kini, badan kapal Flor de la Mar menjadi buruan para pengamat budaya, konglomerat, produser film, hingga para pemburu harta karun.

Perkiraan Letak Harta Karun Flor de la Mar

Meskipun karam selat Malaka, namun kemungkinan besar harta karun Flor de la Mar berada wilayah perairan Indonesia. Hal ini telah dibuktikan oleh para peneliti yang melakukan pencarian.

Ekspedisi di zona laut Malaysia tidak menunjukan tanda sedikitpun tentang keberadaan harta karun berisi 60 ton emas ini. Sehingga, satu -- satunya kemungkinan kapal Flor de la Mar tenggelam diperairan Indonesia, tepatnya di perbatasan laut Aceh dan Medan.

Hal ini justru membuat keamanan di area tenggelamnya kapal Flor do Mar diperketat. Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia menjelaskan bahwa mereka tidak ingin kapal ini diangkat oleh pemburu harta atau pihak -- pihak lain yang hanya ingin memanfaatkannya.

Nah, seperti itulah legenda kapal Flor de la Mar yang mengakut puluhan ton emas dan tenggelam diperairan Indonesia. Hingga saat ini, keberadaan harta karun ini masih menjadi misteri yang akan terus tersembunyi.

Jika kalian juga tertarik dengan hal -- hal lain berbau misteri, mitology, konspirasi dan legenda, ga ada salahnya mampir di blog Folks Lore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun