[caption id="" align="alignnone" width="287" caption="Puisi supir truk"][/caption] Beratnya rindumu tak seberat muatanku Sebuah bait sajak puisi cinta romantis nan pilu Perjalanan karir yang mengharuskan berpisah dengan sang istri yang setia menunggu Menunggu tak pasti karena sang suami kadang kembali sambil bawa cewek baru Putus cinta soal biasa putus rem mati kita Sebuah kedalaman sebuah bait syair puisi klasik yang penuh romansa Mengandung secercah arti untuk selalu waspada Agar sebelum berangkat sang sopir harus mengecek kondisi kendaraannya Mau pulang malu nggak pulang rindu Sebuah filosofi tinggi akan sebuah syarat keberhasilan di tempat yang dituju Meski medannya berat dan jarak yang sangat jauh, truk harus terus melaju Agar bisa kembali ke pangkuan sang istri tepat waktu Itulah beberapa kata-kata bijak dari para senior-senior yang lama di jalanan Meski kami banyak yang tak berpendidikan Tapi bukan berarti kami tak punya pegangan Tentunya diluar setir yang selalu setia nempel di tangan Walau tak bisa berbagi uang dan tabungan Tapi para sopir selalu sempat berbagi wejangan Sebuah filosofi hidup yang dalam tertuang dalam sebuah kebijaksanaan Meski waktu lama habis di jalan, tetapi hidup tetap butuh pedoman Ada yang bilang kami buronan mertua Itulah akibatnya kalau suka mengincar janda Bukan hanya bapaknya yang ngejer-ngejer, tapi anak dan mantu ikutan juga Tapi bagaimanapun juga pria adalah pria Jangankan janda ato masih gadis, nenek-nenek aja masih ada yang minta Aku seorang sopir truk Muatan pasir, barang, perabotan, sapi, kerbau, sampai kerupuk Biaya bisa di nego, secara aku juga bukan sopir yang maruk Lagian ini transportasi juga milik boss si pengusaha kapuk Sistem bagi hasil per angkut membuat aku selalu bisa isi periuk Meski hasil ga begitu besar yang penting halal dan ga bikin mabuk Biar penghasilan pas-pasan tapi istriku sehat dan juga gemuk Apa ini saatnya aku cari perempuan lain yang lebih seksi dan mudaan, nduk? ... to be continued: Foentry.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H