Mohon tunggu...
Fauzanin Nuryakin
Fauzanin Nuryakin Mohon Tunggu... -

power of dream

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terapi Cahaya pada Gangguan Bipolar

11 November 2014   09:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terapi cahaya digunakan pada gangguan bipolar musiman. Biasanya hanya terjadi pada saat musim dingin berlangsung, yang timbul menyertai depresi musim dingin.  Pada penelitian yang sebelumnya terapi cahaya lebih dugunakan untuk cedera otak. Namun, pada saat sekarang para peneliti di Western Psychiatric Institute and Clinic (WPIC) di Pittsburg mencari lebih jauh dalam penggunaan terapi cahaya untuk mengatasi gangguan bipolar.

Terapi cahaya juga dikenal sebagai “Foto Terapi”, menggunakan terapi cahaya SAD sebagai paparan cahaya buatan yang meniru cahaya alami yang kurang selama musim gugur dan musim dingin. Menurut sebuah artikel di Reuters Health peneliti menunjukkan bahwa cahaya terang dapat mempengaruhi tingkay bahan kimia otak tertentu, seperti serotin, yang pada bahan kimia ini juga ditemukan pada pasien depresi berat. Terapi caya nampaknya juga membidik pada struktur otak yang sama dengan sasaran antidepresan. Pada seluruh web lain berpendapat bahwa jenis tertentu dari cahaya biru secara optimal efektif untuk kondisi depresi.

Pendapat kedua dari John Hopkins Medical Center dan Mayo Clinic mengingatkan bahwa kotak cahaya dapat membangkitkan gejala manic jika digunakan tanpa pengawasan.

Penelitian WIPC terbaru sedang meneliti untuk memeriksa “pria dan wanita dewasa yang mengalami bipolar dan depresi” karena menganggap pengobatan kurang efektif pada kondisi tersebut. Sebagaian obat diindikasikan pada gejala Bipolar terutaa untuk gejala Manic atau Hipomania. Lembaga terkenal ingin mengetahui cara mengasi yang lebih baik dengan mengatasinya melalui sisi berlawanan spektrum. Telah ditemukan bahwa perawatan non-obat lebih efektif sejauh ini.

Pada tahun 2007, WPIC melakukan penelitian serupa namun jauh kurang luas, menurut Dr. Sit peneliti utama, mengakui apa yang temukan dan berharap menjadi dasar untuk membangun sebuah kasus penelitian dimasa depan. Dia menyatakan bahwa “belum ada indikator yang jelas bahwa terapi cahaya efektif untuk gangguan bipolar,” tetapi dia merasa bahwa akan ada pembenaran melalui studi-studi terbaru.

Kurang dari 10 orang wanita menjadi subjek penelitian padtahun 2007. Pada tahun 2013 seitar 40-60 pria dan wanita usia 28-65 tahun akan dievaluasi. Lampu kotak yang akan digunakan telah dioptimalkan untuk hasil pengobatan terbaikselama lima tahun terakhir ini. Dr.sit menyebutkan bahwa uji coba baru dilakukan untk mengkonfirmasi penelitian dosis (cahaya), waktu optimal terapi selama satu hari, dan keberhasilan secara keseluruhan.

Source : Psych Central

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun