Mohon tunggu...
Frederica Nancy
Frederica Nancy Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hi! Salam kenal dari saya yang tengah belajar dan menari dalam dunia komunikasi massa-digital!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Rajutan Kisah dan Karya Kelas Penulisan Naskah Digital

17 Desember 2020   08:00 Diperbarui: 17 Desember 2020   11:31 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis di platform digital ternyata lebih dari sekadar menulis. Ia mengajak kita berpikir teliti, kreatif, sekaligus bermain-main dengan fitur yang ada di dalamnya. Beragam format dan situs digital jadi sumber dan tempat kami menuangkan karya dari kelas Penulisan Naskah Digital (PND). 

Kisah ini saya mulai dengan bekal teori tentang menulis naskah digital. Digital Writing Matters in The Information Age misalnya, mengantarkan saya pada pemahaman bahwa penulisan digital adalah aktivitas yang penting dalam keseharian kita. Selama pandemi misalnya, hampir semua informasi kita akses secara digital. Selain itu, aktivitas ini dapat dipandang sebagai sesuatu yang menarik, sekaligus penuh tantangan.

Sebagai tulisan pertama di Kompasiana, saya bersyukur boleh membagikan pengetahuan pada 90 pembaca. Lewat tulisan ini pula, semoga ada lebih banyak orang yang tertarik menggeluti penulisan digital yang kian penting ini.

Usai memahami pentingnya penulisan digital, saya mengunggah The Main Points You Have to Remember in Digital Writing Principle. Tulisan kedua seri mata kuliah ini membahas hal-hal yang perlu diperhatikan saat menulis di platform digital. Kita dapat melihat aktivitas ini sebagai elaborasi teori, seni, dan praktik. Oleh sebab itu, saya dapat menyebutnya sebagai keahlian yang diperoleh dengan prinsip "learning by doing."

Ini Bedanya Penulisan di Media Tradisional (Analog) dan di Media Digital menjadi tulisan ketiga saya. Saya menguraikan karakteristik penulisan di kedua platform yang berbeda. Dengan total 51 pembaca, saya bersyukur artikel ini jadi yang pertama lolos sebagai artikel pilihan dari seri mata kuliah ini.

Sama seperti urutannya, karya keempat berjudul 4 Tips 'Pahami' Penulisan Retorik Versi Digital. Tulisan ini menekankan bahwa, setiap tulisan digital berarti publik secara luas dapat mengaksesnya. Saya menjelaskan empat hal yang perlu diterapkan dalam mengakomodir karakter pengunjung situs yang beragam.

Meski tampak panjang, pemaparan detail saya lengkapi ilustrasi yang memudahkan pembaca memahami penulisan digital secara mendalam. Sisi literasi informasi penulis dan pembaca, HAKI, copyright, hingga beragamnya kondisi pembaca menjadi pembahasan tulisan ini. Saya bersyukur dapat menginspirasi 142 pembaca, disukai sepuluh pengunjung, dan kembali masuk kategori pilihan editor.

Setelah karakter dan beberapa tips penulisan digital, saya lanjut membahas mekanisme sistem digital Search Engine Optimization (SEO). Tulisan berjudul Perluas Jangkauan Pengunjung Konten Digitalmu Lewat SEO! ini, tentu saja saya lengkapi dengan tips dan trik. Tujuannya, supaya pembaca juga dapat menerapkannya bila hendak membuat sebuah tulisan digital.

---

Usai membuat lima tulisan berbasis teori, Masboi---begitu panggilan akrab dosen mata kuliah ini--- membawa kami mendalami PND secara lebih praktis. Saya dan teman-teman mulai memproduksi karya tulisan digital berdasarkan kasus tertentu.

Pertama, bersama dosen tamu Emmy Kuswandari, kami belajar konsep dan teknik penulisan press release. Sebagai output, saya mengunggah press release semi berita berjudul Pascasarjana UAJY Canangkan Program Multidisiplin di laman Kompasiana.

Kedua, saya juga membuat e-mail marketing dan poster tentang Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana UAJY. Ketiga tulisan seputar Pascasarjana UAJY dan Prodi Magister ini menjadi bagian dari ujian tengah semester yang datanya diperoleh lewat konferrensi pers daring via Zoom.

Bicara soal aktivitas daring, selama pandemi ini saya juga lebih sering belanja online. Sayangnya, saya sempat menemui kendala penggunaan voucher gratis ongkir di salah satu platform e-commerce.

Keluhan itu ternyata dapat difasilitasi dan dipublikasi lewat surat pembaca yang kemudian saya kirimkan ke Kompas. Tujuannya adalah untuk menyampaikan aspirasi, kritik, masukan bagi publik, dan tentu saja pihak yang dikomentari.

bukti kirim surat pembaca
bukti kirim surat pembaca
Usai mengirimkan surat pembaca, kelas PND mendapat materi pembuatan opini. Saya jadi lebih terbiasa untuk berargumen dengan logis dan punya data. Sebagai output, masing-masing mahasiswa diminta membuat sebuah opini dengan tema bebas. Di awal, Masboi sempat mengingatkan bahwa beberapa tulisan terbaik akan dipilih untuk dimuat di salah satu surat kabar.

Saya sendiri membuat tulisan opini yang idenya berangkat dari keprihatinan saya saat beredar isu konten intim yang diduga tokohnya adalah seorang aktris Indonesia. Beruntungnya, tulisan saya beroleh kesempatan pertama kalinya untuk dimuat di kolom opini surat kabar tersebut.

---

Segala pembelajaran baik konseptual, teknis, hingga praktik di mata kuliah ini membawa saya pada pengetahuan dan pengalaman baru tentang berkarya di dunia digital. Terima kasih kepada pembaca karya Kompasiana seri mata kuliah PND ini.

Tepat tulisan ini selesai dibuat, Senin sesi 4 tak 'kan lagi sama dan kelas ini pun usai. Namun, semoga tiap karya yang saya unggah secara luas lewat mata kuliah ini pun, boleh berguna bagi para pembaca sekalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun