4. Bias Informasi
Konsep ini berkaitan dengan semakin banyaknya perspektif penulis yang terlibat dalam penulisan-penulisan blog. Sementara itu, penulisan di media tradisional (analog) cenderung mengikuti model objektivitas jurnalistik.
5. Kredibilitas
Dilihat dari aspek ini, pentingnya peran penulis sebagai communicator, organizer, dan, interpreter akan menentukan kredibilitasnya.
Besarnya kemudahan dalam penerbitan website, membuat kredibilitas sumber berita sering menjadi masalah.
Philip Meyer melihat dua dimensi kredibilitas sebuah tulisan:
- Believability (berdasarkan gagasan bahwa berita harus akurat, tidak bias, dan lengkap)
- Community Affiliation (mencakup organisasi berita dalam upaya mempersatukan dan menuntun komunitas yang dilayaninya dengan adanya upaya yang membutuhkan harmoni dari berbagai perspektif).
6. Readibility and Scan-ability
Jika pengalaman membaca online sudah berbeda, demikian pula penulisan online pun juga berbeda.
Keringkasan menjadi poin yang paling penting bagi pengguna website, khususnya mobile-user dengan layer smartphone yang relatif kecil. Menurut Rachel McAlphine, pengguna internet cenderung tidak sabar sehingga tiap penulis digital diminta untuk, “switch from ‘think paper’ mode to ‘think Web’ mode."  Konteks dan tujuan penulisan harus jelas sebab pembaca online biasanya mencari informasi yang spesifik sesegera mungkin ketimbang media tradisional.
Selain itu, proses membaca melalui komputer cenderung melelahkan ketimbang membaca di kertas. Akibatnya, Anda perlu mengantisipasi kondisi ini dengan menghadirkan bacaan yang lekas dapat dipindai. Oleh sebab itu, tulisan digital membutuhkan petunjuk, penunjuk arah, dan highlight.
Jika ada banyak informasi yang ingin ditampilkan, konten harus disusun berlapis (layered). Tulisan diatur dengan tujuan scan-ability. Pembaca online cenderung memindai apa yang perlu dicari sehingga layering akan membantu Anda membaca informasi sebanyak atau sesedikit yang dibutuhkan.