Menyebut kata digital, Â Anda mungkin akan bertanya atau lekas membandingkannya dengan media cetak (analog/ tradisional).Â
Mengacu pada argumen Brian Caroll pada buku Writing for Digital Media, konteks penulisan digital merujuk pada aktivitas menulis konten di website. Sementara itu, penulisan di media analog berbasis pada penulisan media cetak.
Lantas apa saja yang menjadi perbandingan karakteristik kedua jenis media ini dalam aktivitas menulis?
Perbandingan Media Tradisional dan Digital (Caroll, 2010, h. 24-31)
1. Kecepatan
Informasi yang dapat disebarkan melalui website dapat membuat khalayak semakin cepat menerima informasi terbaru ketimbang media tradisional. Alhasil, toleransi terhadap kesalahan semakin besar, breaking news, dan kecepatan penyampaian informasi pun kian memperbesar kemungkinan munculnya rumor dan desas desus.
2. ProximityÂ
Konsep kedekatan yang dibangun dalam penulisan digital juga kian berkembang. Ketimbang media cetak tradisional yang cenderung sebatas kedekatan geografi, penulisan digital dekat dengan afiliasi, profesi, dan minat masyarakat. Khalayak kian mengharapkan sesuatu ‘yang lebih’ sebab medium yang digunakan dianggap dapat mengakomodir banyak hal.
3. Efisiensi
Selain itu, penulisan digital juga kian diminati masyarakat lantaran efisiensinya. Pemicunya ialah sirkulasi informasi yang dapat ditambahkan, dihapus, hingga diperbarui hampir setiap waktu. Secara ekonomi, tentu itu lebih menguntungkan daripada penulisan buku yang memakan waktu berbulan-bulan hingga tahunan.
Untuk sebuah publikasi media cetak, biaya yang dikeluarkan cukup besar dibandingkan jika dipublikasikan di website. Interaktivitas dan sifat non-linier media digital juga berperan menentukan apakah khalayak akan membaca suatu tulisan atau tidak.