"Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia. "
Begitulah jawaban sekaligus pernyataan yang cukup populer dan kerap kita dengar dari masyarakat jika ditanya tentang Danau Toba, termasuk ketika saya iseng bertanya kepada beberapa murid saya sendiri di yayasan pendidikan tempat saya mengajar dan mengabdikan diri.
Sebagai murid sekolah yang berdomisili di Pulau Jawa dan belum pernah ke Danau Toba, pengetahuan mereka tentang Danau Toba hanya berkisar pada titel Danau Toba sebagai danau terbesar di Indonesia, letaknya yang berada di Provinsi Sumatera Utara, terdapat pulau bernama Samosir di bagian tengahnya, dan sekelumit kisah legenda Danau Toba.
Ya, itu memang segelintir fakta yang ada di lapangan. Bagi sebagian masyarakat, pengetahuan tentang Danau Toba bisa jadi hanya sebatas pada informasi yang didapatkan dari buku pelajaran Geografi atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dahulu saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar atau Menengah.
Padahal, masih banyak pesona keindahan dan keunggulan Danau Toba yang perlu untuk diketahui, diulik, dan ditelusuri lebih jauh oleh masyarakat. Berbagai potensi pariwisata yang memesona pastinya juga akan membuat Danau Toba jauh lebih berkesan istimewa, sehingga tak hanya sekadar diketahui titelnya sebagai danau terbesar di Indonesia, melainkan juga sebagai destinasi wisata utama Wonderful Indonesia.
Danau Toba 'Bersinar' di Bulgaria
Berbicara tentang Wonderful Indonesia, sebagai warga negara Indonesia, kapan terakhir kali Anda merasa takjub dan bangga dengan kekayaan dan keanekaragaman pariwisata yang dimiliki Indonesia? Bahkan sampai menangis terharu dan bulu kuduk terasa berdiri karena saking bangganya dengan kekayaan dan potensi pariwisata di Indonesia, pernah?
Saya? Tentu saja pernah, bahkan sering. Salah satunya saat mengetahui bahwa Danau Toba pernah mendapatkan apresiasi luar biasa dari dunia pariwisata internasional. Tahukah Anda bahwa Danau Toba pernah 'bersinar' dan meraih penghargaan di International Tourism Film Festival (ITFF) di Bulgaria?
Siapa sangka, pada bulan-bulan awal pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia, kabar menggembirakan justru datang dari dunia pariwisata Tanah Air. Film pariwisata Indonesia yang menggambarkan ragam pesona keindahan alam dan budaya Danau Toba di Sumatera Utara, berjudul “Danau Toba-The Biggest Caldera Lake in the World”, berhasil meraih penghargaan pada International Tourism Film Festival (ITFF) pada tahun 2020 yang lalu di Bulgaria.
Informasi penghargaan dalam ITFF ke-16 pada 4 Mei 2020 tersebut disampaikan langsung Duta Besar RI untuk Bulgaria Sri Astari Rasjid ke Kemenparekraf. Dalam ajang festival film yang diikuti 119 negara sejak tahun 2014 itu, film pendek tentang Danau Toba yang diproduksi secara langsung oleh Kemenparekraf ini berjaya di kategori Region Promotional Film.
Film pendek berdurasi sekitar 3 menit itu pada intinya memandu wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke danau kawah raksasa yang berada di ketingian 900 meter di atas permukaan laut ini, dengan model gadis bule cantik berambut pirang panjang.
Singkat cerita, setibanya di Destinasi Super Prioritas atau DSP Toba ini, dia melakukan beragam aktivitas wisata. Dimulai dengan mengunjungi salah satu kampung adat Batak. Di sana dia diajarkan bagaimana menenun Ulos, lalu melihat bagiam dalam rumah adat Batak, dan ikut menari Tor-Tor.
Tak hanya itu, dia juga mengunjungi sentra aneka kerajinan tangan khas masyarakat Danau Toba, lalu menikmati kopi, berwisata kuliner, dan menyambangi The Kaldera Nomadic Escape yang terletak di Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir untuk merasakan sensasi tinggal di glamping alias glamour camping.
Selanjutnya, gadis bule itu pun menyempatkan waktu bermain kayak di perairan Danau Toba. Dia terlihat begitu terpesona saat melihat pemandangan air terjun yang tumpahan airnya langsung mengalir ke Danau Toba. Dia pun terkagum-kagum menikmati suguhan pemandangan bak sepenggal surga di Danau Toba dari atas batu dan perbukitan berselimut hamparan ilalang berwarna hijau.
Begitulah rentetan cerita yang hadir dalam film pendek tentang Danau Toba tersebut. Bagi seorang tourism enthusiast atau pecinta pariwisata seperti saya, film pendek ini sungguh menyajikan sisi lain dari nilai jual pariwisata Danau Toba yang begitu unik dan menarik perhatian siapa pun yang melihatnya.
Penggambaran ceritanya dengan menggunakan model seorang gadis bule seolah ingin menjelaskan bahwa turis-turis mancanegara pun bisa menikmati berbagai wisata yang ditawarkan oleh Danau Toba dengan serunya, termasuk adat, budaya, dan merasakan secara langsung keramahan penduduk di sekitar kawasan wisata Danau Toba.
Sungguh film pendek yang apik, penuh ide dan teknik, dan sarat akan makna yang kuat. Tidak heran jika film pendek ini akhirnya dianugerahi penghargaan di Bulgaria, pun tidak heran juga kalau seorang pecinta pariwisata khususnya warga negara Indonesia akan merasa bangga dan terharu saat melihat filmnya hingga selesai.
Danau Toba, Kebanggaan Kita Warisan Dunia
Kita semua tentu sepakat jika Danau Toba adalah kebanggaan milik kita bersama. Heritage of Toba adalah warisan sekaligus keajaiban alam dunia yang luar biasa. Bagaimana tidak? Danau kawah yang sangat besar ini terdiri dari sebuah pulau yang hampir seukuran Singapura di bagian tengahnya. Dengan luas lebih dari 1.145 km persegi, dan kedalaman 450 meter, Danau Toba sebenarnya lebih seperti lautan. Ini adalah danau terbesar di Asia Tenggara dan salah satu danau terdalam di dunia.
Dengan kekuatan pesonanya, Danau Toba seolah mampu menjelma menjadi tempat yang nyaman untuk duduk, bersantai, dan menikmati pemandangan alam yang indah. Saat kita duduk dan menikmati pemandangan pegunungan yang indah menghadap danau jernih yang sejuk, kita akan merasakan berbagai masalah dan kekhawatiran apa pun di dunia seolah mencair dan lenyap.
Karena danau ini terletak 900 meter di atas permukaan laut, maka iklim di Danau Toba lebih sejuk sehingga memberikan pengalaman yang berkesan bahkan waktu istirahat yang cukup menenangkan, khususnya bagi kita yang sehari-hari berada di lokasi yang terpapar panas sinar matahari dan polusi kota.
Hamparan hijau perbukitan di sekitarnya, serta biru danau dengan Pulau Samosir yang berada di tengah turut memperindah pemandangan danau ini. Danau yang pada awalnya merupakan sebuah gunung yang kemudian meletus hebat, kini menjadi danau yang indah yang tak hanya menjadi kebanggaan kita tetapi juga warisan dunia.
Meneroka Masa Depan Danau Toba
Lalu bagaimana dengan masa depan Danau Toba?
Kemenparekraf mengungkapkan pengembangan DSP Danau Toba merupakan tanggung jawab bersama, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pelaku wisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba.
Sehingga, dipandang perlu ditekankannya kolaborasi dan komitmen penuh seluruh stake holder sangat dibutuhkan dalam pengembangan potensi wisata yang dimiliki di Danau Toba.
Banyak kearifan lokal dan budaya di Danau Toba yang harus kita jaga dan kembangkan, tinggal kita membuat strategi apa yang tepat untuk dikembangkan, seperti calender of event-nya bisa dibuat sport tourism event, dari segi produk seperti ulosnya juga harus diseragamkan dan lainnya.
Sehingga perlu ada kolaborasi dan koordinasi yang kuat di antara para stake holder untuk menjadikan Danau Toba sebagai ikon pariwisata kelas dunia.
Mari kita saling bahu membahu dan mendukung program-program yang sudah dicanangkan oleh pemerintah demi mewujudkan pariwisata Danau Toba yang maju dan berkelas dunia. Masa depan pariwisata Danau Toba sepenuhnya ada di tangan kita sebagai pemilik tunggal warisan dunia ini.
Ya, kita. Warga Negara Indonesia. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?
Referensi:
1. https://kemenparekraf.go.id/
2. https://www.indonesia.travel/
3. The Heart Beat of Toba - YouTube
4. Danau Toba - The Biggest Caldera Lake in The World -- Tourism destination, Republic of Indonesia - YouTube
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H