Teori Marxis telah menjadi salah satu pendekatan penting dalam studi hubungan internasional (HI), menekankan hubungan antara kekuasaan ekonomi, kelas sosial, dan politik global. Namun, meskipun kontribusinya signifikan, teori ini juga menghadapi berbagai kritik. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kritik utama terhadap teori Marxis dan implikasinya terhadap pemahaman hubungan internasional.
1. Determinisme Ekonomi
Salah satu kritik paling mendasar terhadap teori Marxis adalah determinisme ekonominya. Teori ini sering kali berpendapat bahwa struktur ekonomi merupakan faktor penentu utama dalam dinamika politik dan sosial. Kritikus berargumen bahwa pendekatan ini mengabaikan kompleksitas faktor-faktor non-ekonomi yang juga berperan penting, seperti budaya, ideologi, dan identitas. Dalam konteks globalisasi, banyak fenomena yang tidak dapat dijelaskan hanya melalui lensa ekonomi, misalnya gerakan sosial atau konflik identitas yang terjadi di berbagai belahan dunia.
2. Simplifikasi Kelas Sosial
Teori Marxis sering kali memusatkan perhatian pada dua kelas utama: proletariat dan borjuasi. Pendekatan ini cenderung menyederhanakan struktur sosial yang lebih kompleks, di mana terdapat banyak kelas dan sub-kelas dengan kepentingan yang beragam. Dalam banyak masyarakat modern, struktur kelas tidaklah hitam-putih, dan identitas kelas dapat tumpang tindih dengan faktor-faktor lain seperti ras, gender, dan etnisitas. Oleh karena itu, kritik menyatakan bahwa analisis Marxis sering kali tidak cukup memadai untuk menangkap dinamika sosial yang lebih kompleks.
3. Kurangnya Penekanan pada Agensi
Kritik lain terhadap teori Marxis adalah kurangnya penekanan pada agensi individu dan kolektif. Teori ini lebih fokus pada struktur sosial dan ekonomi yang dianggap membentuk perilaku manusia. Hal ini dapat menyebabkan pengabaian terhadap peran aktor sosial dalam menciptakan perubahan. Dalam banyak kasus, individu dan kelompok dapat berperan aktif dalam mempengaruhi perubahan sosial, dan mengabaikan agensi ini dapat mengarah pada pandangan yang fatalistik dan pesimistis tentang perubahan.
4. Ketidakmampuan untuk Mengantisipasi Perubahan Global
Teori Marxis, dalam banyak hal, tidak mampu mengantisipasi perubahan besar yang terjadi dalam sistem internasional, seperti keruntuhan Uni Soviet dan perubahan dalam dinamika kapitalisme global. Transisi menuju kapitalisme yang lebih inklusif dan pertumbuhan kelas menengah di banyak negara berkembang juga menjadi tantangan bagi teori ini. Kritikus berpendapat bahwa Marxisme cenderung terjebak dalam analisis historis yang tidak cukup responsif terhadap dinamika kontemporer.
 5. Abstraksi dan Keterbatasan Metodologis
Teori Marxis sering kali dianggap terlalu abstrak, dengan fokus yang kuat pada analisis teori dan ideologis, tetapi kurang dalam pendekatan empiris. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menguji dan memvalidasi hipotesis yang diusulkan. Kritikus berargumen bahwa pendekatan ini sering kali tidak memberikan alat analisis yang cukup konkret untuk memahami isu-isu spesifik dalam hubungan internasional.