Mohon tunggu...
Flutterdust
Flutterdust Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Fa'iq Rusydi - Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Kecil Bergerak

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyetubuhi (Puisi)

3 Januari 2024   01:01 Diperbarui: 3 Januari 2024   15:49 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyetubuhi

Kemilau di pandangku berjalan mundur
Sekian angin
Tak terhitung oleh jari.
Dendang tangis usai berkasih
Nada sirine di seberang lagi
Mengecil; menyisakan bayangan di luar ingin.

Layang-layang telah terlihat sebelum itu
Langit-langit yang hidup
Lamat-lamat surup
Lamat-lamat redup
Menghilang dari pusara.

Jauh berbanding di luar
Toh, roda melejit mersik
Tenteram lebih lagi.
Satu tanyaku yang kupandang
   Apakah Aku bisa abadi,
   tanpa harus menyetubuhimu?

꧋ꦥ꦳’ꦆꦐꦿꦸꦱ꧀ꦪ꧀ꦝꦶ꧈
ꦥꦼꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀‌꧇꧑꧔꧇ꦱꦺꦥ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧇꧒꧐꧒꧒꧇꧉

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun