Mohon tunggu...
Antaresya Noura
Antaresya Noura Mohon Tunggu... Dream Staff -

Half blood Princess

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyakit Mental Seperempat Abad

1 Oktober 2015   10:16 Diperbarui: 1 Oktober 2015   10:36 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Test..test...

Haha akhirnya saya menulis juga setelah sekian lama mengumpulkan niat untuk menulis tapi tidak jadi-jadi. Sebenarnya memutuskan untuk menulispun karena di kantor sedang pusing..

Kalau sudah pusing sama kerjaan di kantor, akhirnya pasti berpikir untuk resign dan melakukan ini itu seenaknya sendiri. Tapi apa daya, saya lajang berumur 24 tahun yang masih harus mencoba menghidupi diri sendiri, walau masih tinggal dengan orang tua. Masiih ada tagihan kredit motor 14 bulan lagi, masih ada tagihan laptop adik saya yang sekolah animasi. Agak ribet, memang, mengingat misi saya adalah untuk membantu menghidupi keluarga dan masa depan walaupun ayah saya masih bekerja.

Pada akhirnya, karena ujung itu, keinginan resign tidak di ambil hati.

Lagipula apa kata tetangga nanti, masak perawan bu Anu kuliah D3 tapi ujungnya nganggur di rumah? Tetangga.. biasa seperti itu kan?

Dan pada akhirnya mencari kesibukan lain dalam rangka menghindari mental dari beban stress yang berlebihan dengan cara mendengarkan musik dan membaca artikel-artikel ringan di internet. Tapi kadang itupun jadi sebuah topeng saja untuk menipu diri bahwa diri ini sedang stress dengan masalah kehidupan. Masalah kantor lebih tepatnya.

Entah ini mental saya yang memang agak bocah, atau memang ketika menginjak seperempat abad itu masalah datang bertubi-tubi??

Hal yang sebetulnya bukan masalah pun pada akhirnya jadi masalah..

1.   Kapan saya menikah? Ibu saya menikah di umur 23, ibu saya anak pertama, saya anak pertama dan otomatis cucu pertama dari 13 sepupu saya yang lain.

2.   Kapan saya bisa hidup sendiri tanpa campur tangan orang lain?

3.   Kapan saya bisa mempekerjakan diri saya sendiri tanpa dipekerjakan oleh orang lain?

4.   Bagaimana saya bisa punya uang sendiri tanpa harus ada tekanan dari orang lain?

Dan saya tau sih, orang yang hidup seperti itu tidak ada. Semua orang pasti hidup dengan masalahnya masing-masing. Tapi untuk sedikit berkeluh-kesah tidak masalah, bukan? Jika saya ingin mengadu, betapa banyak yang sudah Allah SWT berikan kepada saya. Berbagai cobaan sudah saya hadapi, tapi terkadang saya masih lalai dalam menjalankan kewajiban-Nya. Namun Allah SWT masih begitu baik pada saya.

Tapi manusia, tidak pernah puas tentang apa yang sudah di dapatnya. Saya jadi merutuki diri sendiri karena cuma mau enaknya, tapi ibadahpun jarang - jarang.

Jadi merutuki diri sendiri karena cuma ibadah saat lagi susah.

Tapi mental saya belum sedewasa umur saya. Mungkin itu yang menyebabkan saya selalu egois terhadap apa yang diberikan oleh Allah SWT. Semacam manusia yang tidak pernah bersyukur walaupun dimulut mengucapkan Alhamdulillah.

Bahkan kadang ada niatan bunuh diri. Suka membayangkan bagaimana rasanya tertabrak truk.. bagaimana rasanya jatuh dari ketinggian.. bagaimana rasanya menusuk perut sendiri dengan pisau.. bagaimana rasanya bersimbah darah..

Saking stressnya, saking sakitnya mental saya.

 

Sering saya berpikir, apakah saya ini punya penyakit mental? Karena disaat yang bersamaan ketika saya tertawa, saya juga bisa menangis. Saat saya sedang bersama orang-orang, saya juga merasa kesepian. Dan seringnya berbicara sendiri dan menjawab sendiri.

Bantu saya, agar bisa live normally. Karena saya merasa ada yang tidak beres pada mental saya.

Have a good October.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun