Mohon tunggu...
Muhammad Saleh
Muhammad Saleh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stunting, Ancaman Generasi Penerus Bangsa

7 April 2018   01:00 Diperbarui: 7 April 2018   02:14 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil Pemantauan Status Gizi yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 menunjukkan Indonesia  memiliki masalah gizi Masyarakat yang akut dan kronis. Hasil pemantauan yang dilaksanakan di 34 Provinsi mencatat data balita dengan stunting di Indonesia sebesar 29,6%. Hal ini mengindikasikan 3 dari 10 Balita Indonesia mengalami pertumbuhan yang tidak baik. Angka ini mengalami peningkatan di bandingkan tahun 2016 yang berada pada angka 27,5%.

Badan Kesehatan Dunia, WHO menetapkan bahwa suatu wilayah di katakan berkategori baik bila prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan Prevalensi balita kurus kurang dari 5%. Selain itu suatu wilayah di katakana mengalami masalah gizi akut bila prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan Prevalensi balita kurus 5% atau lebih.

Peter Barker dalam dalam hipotesis "The fetal origins of disease" menyatakan kondisi kurang gizi masa janin dapat menyebabkan perubahan struktur  dan metabolism secara permanen. Perubahan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan resiko penyakit degenerated seperti diabetes mellitus dan penyakit jantung coroner pada masa mendatang.

Besaran angka stunting paling besar berada pada rentang usia 0-23 bulan dengan persentase mencapai 20.1%. Masa 2 tahun pertama kehidupan manusia adalah masa pertumbuhan terbaik dalam fase kehidupan. Tapi kesulitan pertumbuhan yang di alami pada masa ini akan merampas kualitas hidup manusia Indonesia pada masa yang akan datang.

Adapun balita pada usia 24-59 bulan yang masuk dalam kategori pendek sebesar 9.5%. Dengan angka -- angka yang telah di publikasikan oleh Kementerian Kesehatan ini menjadi signal negara Indonesia menghadapi permasalahan yang sangat besar, nyata dan berat.

Terdapat 3 Provinsi di Indonesia dengan prevalensi terbesar, yaitu NTT (40,3%), Sulawesi Barat(40%) dan Kalimantan Tengah (30%). Tiga Provinsi ini perlu mendapat perhatian yang serius dalam penanganan stunting.

Dengan melihat data -- data tersebut, maka kita sudah dapat memprediksi bagaimana kondisi bangsa ini ke depan. Calon generasi bangsa adalah mereka yang pada masa kecilnya telah memiliki permasalahan gizi yang rumit.

Penanganan  stutnting perlu lebih di konkretkan lagi dengan melibatkan desa sebagau Unsur adminitrasi terdepan dalam penanganan publik kepada masyarakat.

Sejarah sudah membuktikan bahwa berkata - kata banyak, Pelatihan yang banyak tidka cukup untuk melawan dan menuntaskan permasalahan Gizi. Niat baik saja tidak cukup, perlu cara yang tepat untuk melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun