Mohon tunggu...
Floury Handayani
Floury Handayani Mohon Tunggu... wirausahawan -

penjual gado-gado, pembelajar, suka membaca, sedang belajar menulis, suka masak, senang makan enak

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mau Cash atau KPR Tidak Masalah, Yang Penting Miliki Rumah Segera!

1 Oktober 2017   18:25 Diperbarui: 3 Oktober 2017   21:58 2215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Perbaiki profil kita di mata bank. Setiap bank oleh BI diwajibkan melaporkan suku bunga dasar kredit (SBDK), yaitu suku bunga terendah yang dikenakan bank kepada debitur, termasuk SBDK KPR. Tujuannya untuk transparansi, yaitu melindungi nasabah dari kenaikan suku bunga sesuka hati oleh bank. Namun demikian, suku bunga KPR berbeda-beda tiap nasabah tergantung profil risiko nasabah tersebut di mata bank.

Karyawan berpendapatan tetap pasti dinilai lebih rendah risikonya dibanding wiraswasta atau wirausahawan, sehingga harga KPR bisa lebih rendah. Karakter nasabah, termasuk pola pengeluaran bulanan juga menjadi pertimbangan bank dalam menetapkan suku bunga kredit. Orang yang disiplin mengatur cashflow, biasanya dilihat dari mutasi rekening tabungan atau track record pembayaran kartu kredit, pastilah memperoleh harga kredit yang lebih rendah.

3. Sebisa mungkin carilah bank yang menawarkan KPR dengan cicilan tetap. Biasanya untuk KPR jangka pendek, misalnya 3 tahun, bank mau memberikan suku bunga flat. Namun untuk jangka panjang, bank umumnya menetapkan floating rate, suku bunga kredit berubah setiap tahun. Dampaknya, cicilan KPR bulanan juga berubah. Kalau cicilan lebih rendah, alhamdulillah. Kalau lebih tinggi, bisa bikin darah tinggi. Kejadian ini dialami sopir jemputan sekolah anak kami.

Beliau curhat ke saya dan suami sewaktu berkunjung ke rumah saat lebaran lalu. Dirinya merasa kejeblos mengambil KPR dari sebuah bank karena di tahun kedua, cicilan rumahnya tiba-tiba naik Rp750 ribu per bulan, atau sekitar 17%. Dengan penghasilan sebagai pegawai TU sekolah plus sopir jemputan, sementara istrinya guru TK, penghasilan keduanya cenderung tetap. Kenaikan gaji setiap tahun juga tak seberapa. Terbayang kan kalau cicilan rumah naik sebesar Rp750 ribu, penghematan dari mana lagi yang harus dilakukan?

Sebagai alternatif,  terdapat KPR di bank syariah yang menggunakan akad jual beli (istilah dalam bahasa Arab: murabahah). Dengan skema ini, harga jual rumah, yang terdiri harga pokok rumah plus margin keuntungan bank,  sudah ditetapkan di awal. Tidak akan berubah. Besarnya cicilan tiap bulan fixed, yaitu harga jual dibagi jangka waktu pembiayaan. Dengan cicilan tetap selama masa pembiayaan, hidup dapat lebih nyaman. Bisa jadi harga sedikit lebih mahal, tapi tidak ada risiko terjadinya lonjakan angsuran. Dan kenaikan gaji atau penghasilan tiap tahun dapat dialokasikan untuk tabungan atau berinvestasi. Salah satu bank yang menawarkan skema angsuran tetap adalah Maybank dengan produk Rumah Syariah iB. Untuk KPR biasa, yang bukan syariah, Maybank juga memiliki produk dengan cicilan pasti. Saat ini Maybank sedang memberi promo harga khusus  KPR dan pembiayaan Rumah Syariah iB untuk pengajuan hingga 30 November 2017 dengan pencairan maksimal 31 Desember 2017. Untuk informasi lebih lanjut, silakan buka www.maybank.co.id, telfon ke 69811 melalui HP, atau datang langsung ke bank agar memperoleh penjelasan dan perhitungan lebih detail.

Sumber: Maybank.co.id
Sumber: Maybank.co.id
Dengan semakin tingginya harga hunian dan karena tempat tinggal adalah kebutuhan primer, segera akuisisi rumah idaman anda. Dengan segera membeli rumah di waktu muda, mau cash atau KPR tak jadi masalah, yang penting nikmati masa tua yang lebih tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun