Kegiatan
Selain persiapan keuangan dan mental, aktivitas apa yang akan mengisi hati-hati ke depan juga perlu disusun. Terbayang kan, biasa sibuk seharian, kalau tiba-tiba waktu kosong akan dapat membuat kita merasa tak berharga. Jadi ketika telah memutuskan untuk membebaskan diri dari sebutan karyawan, saya harus menyiapkan sebuah pekerjaan baru. Untuk menyalurkan hobi memasak, saya mencoba membuat nuget sehat, tahu bakso, siomay sayuran untuk ditawarkan ke teman atau tetangga.
Dan terakhir, yang saya rasa pas adalah gado-gado, makanan berserat tinggi yang saya harapkan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Memulai sebuah usaha membantu saya lebih siap untuk menjadi pensiunan. Bukan dilihat dari segi manfaat moneternya, tetapi rasa berharga bahwa kita punya manfaat bagi orang lain. Juga memberikan kegiatan rutin harian untuk memenuhi permintaan konsumen. Kegiatan ini juga menjadikan saya lebih aktif dan semangat, dengan menawarkan produk dan memproduksinya ketika masih bekerja.
Selanjutnya, saya menyusun rencana kegiatan yang saya akan lakukan setelah pensiun seperti mengajari anak-anak pekerjaan rumah dan pelajaran sekolah, belajar berenang (ini wajib dari dokter untuk mengurangi keluhan sakit akibat syaraf kejepit di leher), les bahasa arab dan mengaji, serta menulis lewat Kompasiana.Â
Ketika perencanaan dan persiapan menuju pensiun muda sudah dilakukan, tinggal bagaimana eksekusinya.Â
The future belongs to those who prepare for it today - Malcolm X
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H