Oleh Ruziqna
Kebiasaan bermakna yang saya dirindukan ketika merantau jauh dari keluarga adalah makan bersama. Keluarga saya memiliki rutinitas makan bersama di rumah.Â
Kebiasaan itu sudah dimulai mungkin ketika orangtua saya baru menikah, lalu punya anak, mulai dari saya kecil, hingga saya dewasa.Â
Setiap pagi saya membantu ibu untuk menghidangkan makanan untuk sarapan bersama. Mulai dari menyiapkan nasi, lauk, 5 piring dan 5 gelas. Semua makanan akan saya susun di lantai. Saya dan keluarga memang makan bersama dengan duduk di lantai.Â
Kami tidak menggunakan meja makan untuk makan bersama, meja tersebut hanya digunakan untuk meletakkan tudung saji yang menutupi makanan saja. Setelah makanan selesai dihidangkan, saya akan memanggil ayah dan kedua adik saya untuk makan. Ibu saya juga bersiap dari dapur untuk makan.Â
Biasanya adik saya menyetel acara di tv sambil makan. Kami makan sambil bercerita apa saja. Mulai dari menanyakan kegiatan yang akan dilakukan di sekolah nanti, membahas rasa makanan, membahas kegiatan yang sudah berlalu, menanyakan uang untuk biaya tambahan di sekolah, dan lain sebagainya. Selesai makan, piring kotor akan langsung dibawa ke dapur untuk dicuci. Kami pun melanjutkan kegiatan persiapan ke sekolah atau bekerja.
Hal yang tidak jauh berbeda juga akan saya alami saat makan malam. Saya dan keluarga kembali makan malam bersama dengan hidangan makanan yang sudah saya sediakan.Â
Hal yang berbeda adalah biasanya setelah makan malam kami semua akan duduk lagi berkumpul untuk nonton bersama sambil makan cemilan. Kegiatan tersebut juga akan diisi dengan obrolan ringan tentang aktivitas yang sudah dilakukan seharian, bercanda, dan menceritakan apapun yang ingin diceritakan.Â
Kami akan saling menanggapi cerita satu sama lain. Setelah kira-kira satu jam berlalu, kami melanjutkan aktivitas lainnya, seperti mengerjakan tugas, dan bersiap untuk istirahat.Â
Pada hari senin sampai jumat, kami biasanya akan makan siang sendiri-sendiri. Misalnya, orangtua saya akan makan siang di sekolah karena jam mengajarnya sampai sore.Â