Mohon tunggu...
Ruziqna
Ruziqna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo. Akun ini akan digunakan untuk berbagi konten seputar parenting. Enjoy!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Toleransi Emosi Positif pada Pengambilan Keputusan

10 Oktober 2022   09:16 Diperbarui: 10 Oktober 2022   09:29 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan yang sedang diliputi emosi marah (sumber: www.istockphoto.com/id/portfolio/fizkes)

Salah satu bentuk regulasi emosi yang dapat dilakukan ketika akan mengambil sebuah keputusan adalah strategi regulasi relaksasi. Relaksasi telah terbukti dapat menurunkan kecenderungan seseorang mengambil keputusan yang beresiko. 

Regulasi relaksasi dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang untuk memilih keputusan yang lebih aman (Martin & Delgado, 2011). Relaksasi dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan cara mengambil waktu sejenak untuk bernafas yang dalam saat merasakan emosi negatif. Cara ini dapat menurunkan perasaan negatif serta meningkatkan atensi dan kesadaran diri (Grecucci dkk., 2017).

Hal sederhana lainnya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan kita pada emosi positif adalah: (1) mengurangi intensitas emosi negatif atau melepaskan diri dari emosi negatif; (2) berikan selalu penilaian positif pada keadaan hidup yang penuh tekanan; (3) mengingat kembali kenangan positif; (4) mengalihkan perhatian pada emosi positif; (5) mendahulukan perilaku baik terkait emosi positif (Garland dkk., 2010).

***

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi sangat terlibat dalam kehidupan sehari-hari manusia, salah satunya dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil seringkali terpengaruh oleh emosi negatif yang dirasakan, seperti marah, takut, cemas, khawatir. Hal ini meningkatkan kecenderungan hasil keputusan yang salah. 

Kasus KDRT dan penyemprotan gas air mata di pertandingan sepak bola mungkin dapat menghasilkan keputusan yang jauh lebih baik, jika sang pembuat keputusan tidak terlarut dalam emosi negatif yang di rasakan. 

Hal sederhana yang dapat dilakukan sejenak sebelum mengambil keputusan adalah jauhkan perasaan negatif tersebut dengan mengatur pernafasan. Tindakan ini membantu untuk menjernihkan pikiran, meningkatkan atensi, dan kesadaran pada situasi yang sedang dialami. Selain itu, latihan peningkatan emosi positif juga sangat baik untuk dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan diri di masa yang akan datang.

Referensi

Brooks, C., Sangiorgi, I., Saraeva, A., Hillenbrand, C., & Money, K. (2022). The importance of staying positive: The impact of emotions on attitude to risk. International Journal of Finance and Economics. https://doi.org/10.1002/ijfe.2591

Cassotti, M., Habib, M., Poirel, N., Ate, A., Houd, O., & Moutier, S. (2012). Positive emotional context eliminates the framing effect in decision-making. Emotion, 12(5), 926--931. https://doi.org/10.1037/A0026788

Choi, S., Nuez, N., & Wilkowski, B. M. (2022). The influence of attorney anger on juror decision making. Psychiatry, Psychology and Law. https://doi.org/10.1080/13218719.2021.2006099

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun