Mohon tunggu...
Rijal Bahri Lumban Gaol
Rijal Bahri Lumban Gaol Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Adab yang berabad-abad

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tuak Bagot Minuman Legendaris Orang Batak

6 Agustus 2024   15:39 Diperbarui: 6 Agustus 2024   15:43 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Rijal Bahri Lumban Gaol

Tuak Bagot merupakan minuman tradisional Suku Batak yang sudah kenal dari dulu. Tuak sendiri merupakan hasil olahan dari Pohon Bagot yang yang kerap kali dikenal dengan sebutan Pohon Aren. Tekstur minumannya berwarna putih membuat daya tarik akan hal jual beli Tuak ini. 

Tuak menjadi salah satu sumber daya alam yang masih terjaga kelestariannya di kawasan Danau Toba hingga kini. Hal tersebut dilatarbelakangi karena hasil olahan dari Pohon Aren menjadi minuman tuak dirasa dapat menambahkan pundi-pundi perekonomian masyarakat setempat, sehingga patut dijaga dan dipertahankan. 

Dalam tampilan Pohon Aren pada foto yang penulis tampilkan berlokasi di Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Ketika berkunjung ataupun melintasi daerah ini akan disuguhkan dengan berbagai minuman Tuak disepanjang depan rumah warga untuk ditawarkan kepada pengendara/pembeli yang sedang melintasinya. 

Sumber: Rijal Bahri Lumban Gaol
Sumber: Rijal Bahri Lumban Gaol

Harganya yang tidak terlalu tinggi membuat siapa saja dapat membeli dan meminumnya tergantung porsi yang diinginkan. Pada proses pengolahan Pohon Tuak juga tidak sembarang orang dapat mengolahnya. Dalam pengolahan Tuak membutuhkan waktu  yang cukup lama. Bayangkan saja petani mesti menunggu buah pohon Bagot sampai matang, sesudah itu sudah dapat mulai dilakukan pengolahan dan pengolahannya hingga dapat mengeluarkan air tuak dari batang pohon tersebut membutuhkan waktu 1 sampai 2 bulan kemudian. Karena prosesnya yang cukup lama untuk menghasilkan segelas Tuak itu sangat wajar karena tuak merupakan sumber daya alam yang tidak di pupuk, tetapi hanya bergantung pada siklus alam.

Sumber: Medcom Id
Sumber: Medcom Id
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun