Mohon tunggu...
FLORENTINA
FLORENTINA Mohon Tunggu... Lainnya - An amateur writer

-

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

PHUKET FANTASEA – YAY OR NAY?

20 Juni 2016   09:06 Diperbarui: 20 Juni 2016   11:03 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agak menyesal karena kami hanya punya waktu satu jam untuk menjelajah sebelum pertunjukan dimulai. Ketombe saya kayanya beneran rontok setelah baca detail jam operasional restaurant tempat buffetnya yang ternyata tutup jam 9 malam, Marisol! Maka saya dan teman saya segera melupakan jalan cantik dan segera berlari kecil menjambangi Golden Kinnarre, restaurant tempat buffet.

Golden Kinnarre ini terletak di ujung area berhadapan langsung dengan Palace of the Elephants, gedung utama pertunjukan. Di area depan restaurant ada receptionist, jadi kami harus memperlihatkan tiket kami terlebih dahulu. Nah, si receptionist ini menuliskan sesuatu di tiket teman saya, tapi di tiket saya tidak dituliskan apa-apa. Usut diusut, ternyata nomor tersebut adalah nomor meja. Karena teman saya menggunakan hijab, ia diarahkan ke nomor meja yang dekat dengan makanan free pork. Jadi buat teman-teman yang Muslim no worry ya, ada area terpisah yang menyajikan makanan halal. Yet, since I am a pork lover tetep dong pilihan menu saya yang mengandung babik.

The Famous Fish Ball
The Famous Fish Ball
Dessert : cakes, kue lapis, fruits, and nata de coco
Dessert : cakes, kue lapis, fruits, and nata de coco
I combine pasta & beef :)
I combine pasta & beef :)
Seat of Halal Area
Seat of Halal Area
Menu yang wajib coba itu baso ikan yang cuma dua biji di gambar saya itu : seger bingiiitt kuahnya. Menu lain, well, rasanya lumayan enak tapi tidak fascinating juga sih. Karena konsepnya buffet semua menu makanan boleh diambil sampai perut buncit dan retsleting melorot, tapi kalau mau pesan minuman di luar air putih, harus order dan bayar lagi. Kalau saya mah ngirit, Agar nggak dehidrasi dan lebih focus jadi saya minuman air putih aja deh….

Suasana di dalam Golden Kinnaree
Suasana di dalam Golden Kinnaree
Fish Ball Noodle stand
Fish Ball Noodle stand
Selesai gedein perut dan selfie cantik di Golden Kinnaree, kami pun bergegas menuju Palace of The Elephants karena pengumuman sudah mengajak penonton untuk memasuki gedung pertunjukan. Ternyata udah rame bangeeeeetttt!! Orang-orang sudah mulai ngantri. Berhubung kami malas berdesak-desakan jadi kami memutuskan untuk menunggu kerumunan orang sepi terlebih dahulu dan menunggu dulu deh pose cantik dulu buat kenang-kenangan.

IMG_4526
IMG_4526
In front of Palace of the Elephants. Itu bayangan hitam di belakang orang semua lhooo!

Begitu mulai sepi, kami pun mulai memasuki gedung pertunjukan. Violllaaaaaa, ternyata masih ngantri banget di dalamnya. Usut diusut, kerumuman ini disebabkan antrian penitipan barang. Jadi sesuai peraturan, kamera dan handphone berkamera tidak diperbolehkan dibawa ke dalam gedung pertunjukan. Di penghujung lorong ada pembagian antrian : line “tanpa penitipan” dan line “penitipan”. Karena line “penitipan” lebih cepat gerak, saya dan teman saya memutuskan untuk ngantri di line tersebut. Benar saja, karena di line sebelah ada penggerepan alias body check terlebih dahulu and by the time ditemukan handphone si pengunjung disuruh antri ke line “penitipan” jadi antri dua kali deh.

20160506_205046
20160506_205046
Bukan menunggu bus Transjakarta di Harmoni

Sepertinya tiket pertunjukkan malam itu sold-out deh karena antriannya dasyat luar biasa bahkan mengingatkan saya dengan antrian penumpang di halte bus harmoni setiap jam pulang kantor. Petugas di tempat penitipan sebenarnya melayani dengan cukup cepat dan cermat. Cermat karena handphone teman saya retak, he spotted the crack, made note about it, until finally gave us a card untuk penukaran setelah show berakhir nanti.

Jam menunjukan pukul 9 kurang lima menit selesai kami proses penitipan handphone, maka kami sedikit berlari menuju tempat duduk kami. Dengan semangat tidak-mau-rugi-bandar kami berhasil mencapai kursi kami on time. Saat saya lihat sekeliling masih banyak sekali kursi yang kosong, nggak heran, karena antrian di belakang saya tadi masih panjang bangeeeeeeet. Lima belas menit kemudian, pertunjukan masih belum dimulai, saya perhatikan kursi kosong sudah mulai terisi. Dua menit kemudian atau tepatnya pukul 19.17 pertunjukan akhirnya dimulai.

Well, in a nutshell, pertunjukan bisa dibilang kombinasi antara tarian tradisional Thailand, sulap, sirkus dilengkapi dengan permainan teknologi laser. Is it worth a 1.800THB ? In my opinion, not really. But somehow I would suggest orang-orang berkepentingan dari dinas pariwisata Indonesia untuk nonton dan mengadopsi konsepnya. Sediih banget mengingat budaya Indonesia itu banyak banget, sangat potensial untuk ditampilkan dan menjadi atraksi wisata. Btw, sempat ngobrol sama orang Phuket,  kebanyakan malah tidak pernah ke Phuket Fantasea karena memang tiketnya mahal. So, bisa dibilang Phuket Fantasea ini memang barang jualannya dinas wisata Phuket buat foreigners.

Pertunjukan ditutup dengan hujan balon dan tarian dimana semua penari yang terlibat tampil bersamaan di panggung utama. Tampaknya kebanyakan orang kapok ngantri deh, jadi banyak sekali yang sudah meninggalkan auditorium sebelum tarian penutup ini selesai, semua langsung bergegas ke tempat pengambilan handphone. So did I, ngantri lagi deeeeh……

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun