Mohon tunggu...
Florentina Krisanti
Florentina Krisanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Florentina Krisanti lahir di Semarang, 19 Juni 1998. Kuliah di Program Studi Tata Kelola Seni, Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sejak 2021. Aktif dalam berbagai kegiatan di bidang musik dan literasi. Silakan menyapa lewat email suiginshou.gmbox@gmail.com Instagram dan Medium: @fkrisanti

Selanjutnya

Tutup

Music

Disko Tanah: Semakin Beragam, Semakin Bersaing

20 Mei 2022   18:23 Diperbarui: 20 Mei 2022   18:48 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bangsa Indonesia tidak hanya dikenal dengan budayanya yang beragam, tapi juga kreativitasnya mengawinkan budaya tradisi dengan budaya global. Banyak sekali musik-musik pop daerah yang semakin menonjol: ada dangdut modern, hip-hop dan rap Papua, disko tanah, funkot, dan masih banyak lagi. 

Sudah banyak juga judul-judul lagunya yang viral: Mendung Tanpo Udan, Ampun Bang Jago, Hepeng, dan lain-lain. 

Musik pop daerah ini sebenarnya sudah berkembang dalam waktu lama, bahkan sebelum viral. Kita bisa ambil contoh musik disko tanah. Disko tanah sebenarnya bukan mengacu pada suatu genre musik, tetapi pada kegiatan bermusik yang lumrah dilakukan oleh masyarakat di Indonesia Timur, khususnya di Pulau Sulawesi. 

Kegiatan ini dilakukan pada setiap perayaan seperti acara ulang tahun, pernikahan, acara syukuran, dan sebagainya. Seperangkat sound system yang banyak dan besar ditempatkan di situ. 

Begitu musik diputar, acara disko tanah dimulai. Para tamu asyik menari bersama dan menikmati alkohol yang disajikan di acara tersebut. Kegiatan ini berlangsung sepanjang malam hingga dini hari.

Seiring waktu, istilah disko tanah tidak hanya mengacu pada kegiatan pesta di masyarakat, tetapi juga pada gaya musik yang umum dimainkan dalam acara tersebut. Musik disko tanah pun merambah ke aktivitas lain, misalnya sebuah toko memutar disko tanah untuk menarik perhatian pembeli. 

Mudah sekali bagi kita menemukan angkutan umum yang memutar disko tanah keras-keras di Manado. Saking populernya, musik disko tanah menjadi viral di konten media sosial. Meski demikian, tidak banyak masyarakat Indonesia Barat yang mengerti istilah disko tanah. Istilah funkot atau "koplo Manado" lebih banyak dipahami, karena disko tanah memang tidak jauh berbeda dengan kedua musik tersebut. 

Saat ini, musik disko tanah lebih familiar dengan istilah DJ Tiktok, karena musik ini banyak beredar di media sosial TikTok.

Meningkatnya popularitas disko tanah lewat TikTok merupakan hal yang menarik. Disko Tanah umumnya lebih dekat dengan masyarakat kelas menengah ke bawah. Bagi orang-orang di Indonesia Barat seperti orang Jawa, Sunda, dan Sumatera; disko tanah tidak terlalu familier. 

Berkat TikTok, disko tanah kini lebih banyak dinikmati orang-orang dari berbagai suku dan kelas sosial. Orang-orang dari kelas menengah ke atas pun kini banyak menggunakan musik disko tanah untuk konten TikTok mereka. 

Maka secara pemasaran, bisa dibilang Disko tanah mengalami perluasan segmen, yang tadinya hanya untuk masyarakat suku dan kelas sosial yang terbatas kini menjangkau hampir semua orang di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun