Mohon tunggu...
Florentina Jesica
Florentina Jesica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Kristen Indonesia

Saya Florentina Jesica Mahasiswi Aktif Universitas Kristen Indonesia Program Studi Ilmu Komunikasi dengan peminatan Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Multikultural dalam Menjaga Keharmonisan antar Umat Beragama di Kampung Sawah Bekasi

9 Desember 2022   21:39 Diperbarui: 9 Desember 2022   22:22 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena global pada saat ini dengan akselerasi yang semakin tinggi serta seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), tentunya memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi. Ketika seorang imigran berinteraksi dengan lingkungan barunya yang berbeda budaya dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan terjadi yang namanya proses resosialisasi atau akulturasi.

Secara bertahap mereka akan mengemukan pola baru dalam segi pemikiran ataupun perilaku. Interaksi yang dilakukan secara rutin tentunya akan berdampak pada imigran untuk memahami perbedaan dan persamaan antara lingkungan lamanya dengan lingkungan barunya yang hasilnya ialah imigran akan mulai memahami lingkungan barunya serta mengadopsi beberapa norma di lingkungan tersebut.

Komunikasi multikultural memiliki sistem sosiokultural yang dibangun dengan sistem budaya lainnya. Masyarakat Kampung Sawah berinteraksi antarbudaya yang terdiri dari berbagai suku. Pesan yang disampaikan tampaknya telah diubah dengan adanya pembauran bahasa yang digunakan. Berbagai budaya yang ada di Kampung Sawah terkadang menyebabkan adanya potensi konflik yang akan terjadi, seperti konflik antarumat beragama, ekonomi, sosial, politik, dan budaya. 

Konflik yang terjadi ini dapat diselesaikan dengan baik dan damai, tentunya melalui proses komunikasi multikultural yang sangat perlu dipahami oleh setiap individu. Agar komunikasi yang terjadi tidak menyebabkan salah akan pemaknaan pesan yang disampaikan melalui berbagai media baik, ekonomi, sosial, politik, dan budaya.

Kampung Sawah di Bekasi kerap dikenal banyak orang sebagai Kampung Kebhinekaan yang kuat dalam toleransi. Terdapat beberapa suku yang menetap, seperti halnya Betawi, Bekasi, Sunda, dan Batak. Tidak hanya itu, Kampung Sawah juga dijuluki sebagai segitiga emas, karena terdapat tiga tempat ibadah yang diumpamakan sebagai garis membentuk segitiga tersebut.

Adapun tempat ibadah tersebut, yaitu Gereja Katolik Santo Servatius, Gereja Kristen Pasundan, Masjid Agung Al Jauhar Yasfi. Hal tersebut tentunya tetap bisa membuat kehidupan multikultural terjaga dengan baik dan damain, bahkan tidak ada penonjolan keberadaan suku mana yang lebih dominan.

Kekhasan masyarakat Kampung Sawah menjadi simbol keberagaman beragama dan kekayaan budaya, salah satunya ialah terlihat dari praktik peribadatan umat Kristen di sana. Ketika umat Kristen beribadah ke gereja, mereka menggunakan pakaian Betawi; kaum lelaki memakai baju Betawi seperti Pitung, sarung, dan mengenakan peci atau kopiah. Adapun kaum wanitanya berpakaian kebaya dengan memakai kerudung. Dengan kata lain, pakaian adat Betawi menjadi identitas yang selalu dikenakan ketika prosesi keagamaan digelar. 

Selain itu, dalam sejumlah prosesi keagamaan, bahasa Betawi pun kerap digunakan. Tidak sekadar menjaga warisan leluhur, para pemeluk Katolik di Kampung Sawah bangga bisa tampil dengan identitas mereka sebagai bagian dari Indonesia

Terdapat pula peran digitalisasi dalam mengharmoniskan keberagaman di Kampung Sawah, yakni radio komunitas Suara Kampung Sawah sebagai media informasi warga yang memiliki andil dalam mempersatukan warga Kampung Sawah yang heterogen. 

Efek negatif modernisasi mendorong para warga untuk selalu mempertahankan kehidupan harmonis mereka. Kemajemukan dalam masyarakat adalah sebuah keniscayaan, sehingga persatuan atas nama masyarakat harus diwujudkan secara nyata. Masyarakat Kampung Sawah menerima perbedaan antarumat beragama dan menggalakkan persatuan dengan cara musyawarah dan kebiasaan bersilaturahmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun