Mohon tunggu...
Vera Florentieka
Vera Florentieka Mohon Tunggu... -

Mencari Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amplop Anda, Derita Kami...

24 Maret 2014   17:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:33 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amplop Anda, Derita Kami..

Oleh : Vera Florentieka

Tahun 2014, merupakan tahun yang banyak ditunggu oleh beberapa kalangan didalam masyarakat dari kalangan atas, menengah dan kalangan bawah. Karena pada tahun ini, kita warga negara Indonesia akan merayakan pesta demokrasi, atau yang biasa disebut dengan PEMILU. PEMILU merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat. Dimana kita sebagai warga negara yang cakap bertindak dapat memilih wakil rakyat, yang sekiranya mampu menyampaikan aspirasi rakyat. Dengan adanya PEMILU diharapkan rakyat mampu memilih wakilnya untuk menduduki kursi legislatif maupun eksekuitf, sesuai dengan pilihannya tanpa adanya paksaan.

Walaupun tujuan diadakannya PEMILU adalah untuk dapat meningkatkan sendi – sendi demokrasi di negara kita, serta untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Di mana kekuasaan tertinggi suatu negara berada ditangan rakyat. Namun, saya rasa tidak untuk negara kita yang justru kekuasaan tertinggi berada di tangan wakil rakyat yang kurang mengaspirasi kebutuhan rakyat. Tapi tidak semua salah wakil rakyat, mungkin kami sebagai rakyatlah yang salah memilih. Iya, memang benar kami yang salah memilih wakil rakyat tetapi bagaimana kami tidak salah pilih, kebanyakan dari kami tidak mengetahui seperti apa kinerja calon wakil rakyat, yang kelak akan menyampaikan aspirasi kami. Apa kami bisa tahu kinerjanya cukup dengan melihat baliho foto saja? Saya rasa tidak.

Sampai saat ini, di daerah saya belum ada sosialisasi dari pemerintah mengenai PEMILU mendatang. Saya sebagai pemula dalam pemilu pun, masih belum memiliki gambaran terhadap calon yang kelak akan saya pilih, karena saya benar – benar tidak mengenal dan bahkan tidak mengetahui kinerjanya seperti apa. Saya tahu, mungkin ini salah saya yang kurang mencari informasi mengenai calon wakil rakyat. Tetapi bagaimana dengan yang lain? Rakyat kelas bawah yang waktunya hanya cukup digunakan untuk mencari uang, guna menghidupi keluarga mereka? Di mana dan kapankah mereka harus menggali informasi mengenai calon wakil rakyat?

Hal tersebutlah yang mengakibatkan merebahnya money politic di semua kalangan masyarakat. Sampai pada tahun 2014 ini, Indonesia belum bisa bebas dari money politic. Masih berkembang pula paradigma di masyarakat bahwa mereka (calon wakil rakyat) yang memberikan uang paling banyak kepada rakyat, kelak akan menjadi wakil rakyat yang mampu mengayomi dan menyampaikan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, sampai saat ini masih terus terjadi money politic diIndonesia. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Sampai saat ini, masih ada money pilitic dikalangan masyarakat manapun disebabkan oleh ketidaktahuan rakyat terhadap calon – calon wakil rakyat. Dari segi kinerjanya ataupun dari segi latar belakang kehidupannya. Jadi, dengan ketidaktahuan mereka. tidak sedikit rakyat yang memilih calon wakil rakyat yang memberikan “amplop” paling banyak kepadanya.

Padahal paradigma yang berkembang dalam masyarakat itu tidak dapat dibenarkan, karena kita tidak dapat menilai seorang calon wakil rakyat yang tepat adalah mereka yang memberikan “amplop” yang tepat pula. Hal tersebut justru tidak memperbaiki kehidupan kita, namun menjerumuskan kita ke dalam kesengsaraan. Di mana demokrasi hanyalah sebuah teori, suara pun dapat dengan mudah dibeli. Mereka yang duduk nyaman di sofa legislatif atau eksekutif lupa terhadap amanah yang seharusnya mereka jalankan gunamewujudkan aspirasi rakyat.

Siapakah yang patut disalahkan dalam hal ini? Apakah kami rakyat yang kurang mencari informasi mengenai calon wakil kami? Atau wakil rakyat yang selalu memberikan pengharapan tinggi, kepada kami? Ataukah Pemerintah yang kurang memberikan fasilitas kepada kami untuk dapat dengan mudah mengetahui informasi mengenai calon wakil kami?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun