Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Laki-Laki Berbelanja, Mengapa Tidak?

3 Januari 2023   16:56 Diperbarui: 3 Januari 2023   17:18 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
laki -laki juga bisa berbelanja (dok.pri)

Suatu pagi...

"Mas, siang nanti sibuk nggak?" tanya istriku

"Nggak, Mak. Napa?" 

"Siang sepulang kerja, sekalian jemput Prima, tolong belanja ya?" 

"OK," jawabku singkat.

Dan siang itu setelah selesai kerja "nyangkul," jam 14.35 sekalian jemput Prima anakku pulang sekolah, aku langsung belanja. Bersusun rapi daftar barang yang harus saya beli, mulai dari garam hingga sabun cuci, bawang merah hingga sayur sawi, krupuk hingga minyak sayur. Ada sekitar 13 item yang perlu kubeli. 

krupuk, minyak sayur (dok pri)
krupuk, minyak sayur (dok pri)

sawi manis (dok pri)
sawi manis (dok pri)

terong (dok pri)
terong (dok pri)

telor (dok.pri)
telor (dok.pri)

Sahabat KOMPASIANA,  urusan berbelanja untuk kebutuhan dapur sering diserahkan, bahkan dibebankan pada perempuan/istri. Sementara orang mengatakan "belanja, masak itu urusan emak".  Pertanyaan yang paling mendasar, benarkah demikian?

Ketika dua orang lain jenis, laki-laki dan perempuan sudah bersedia mengikatkan diri dalam pernikahan/perkawinan, maka seharusnya kedua orang tersebut akan saling mendukung dan memikul, membantu dan meringankan setiap tugas serta tanggung jawab yang ada, termasuk urusan belanja dapur. Dua orang yang berlainan jenis yang telah disebut suami - istri, semestinya saling meringankan (bdk. Richard Templar, The Rules of Parenting, 2006).

"Ah, Mas Flo, lelaki kok belanja urusan dapur. Malulah!"

"Malu" kata tersebut pernah, bahkan saya sering mendengarnya dari tetangga sendiri. Dalam hal tersebut, mungkin urat malu saya sudah putus, apalagi hanya untuk urusan belanja kebutuhan dapur. Saya tidak malu.

Bagi saya, lelaki yang mau berbelanja untuk urusan dapur adalah lelaki yang penuh pengertian, tidak egois. Orangnya selalu enjoy dalam setiap situasi, dan pasti lama-lama ia akan dikenal oleh para emak-emak penjual sayur. 

Apa sebab? 

Kalau saya membeli sayuran nggak pernah menawar. Saya tak pernah negosiasi tentang harga. Harga 1 kg telor ayam negri (saat ini) Rp  27.500 tidak di tawar lagi, langsung bayar. Gula pasir lokal 1 kg  Rp 12.000, langsung bayar. Bayar...bayar dan bayar... 

"Mas Flo, ada ubi. Mau beli nggak?"

"Mas Flo, ini masih ada teri Medan, murah!"

Begitulah teriakan emak-emak yang sering saya dengar. Ternyata sangat mudah saling membantu dan meringankan dalam hidup, apalagi dalam keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun