Mulut lebar memuntahkan sesumbar
Menantang yang lain bak orang lalim
Mengajak berkelahi seperti tahu diri
Tak sadar diri ia pejabat negeri!
Â
Si mulut lebar hanya bagian ingkar
Kerja tak terurus sebatas papirus
Menilik menelisik bila perlu mendelik
Berpikir pelik serasa mau menculik
Â
Dan kutanya pada angin
Mengapa ia serasa diatas angin?
Kerja tidak kerja masih digaji
Itulah manusia tebal muka dan bernyali
Â
Andaipun engkau hanya sekedar buang nazar
Tak eloklah itu dibuat kelakar
Manusia ada nyawa, ada hati ada janji
Buatlah dunia nyaman bagimu dan bagiku
Â
Tak hendak mendusta pun merindu
Engkau adalah imam atas laku
Andai tak bisa, berkacalah dari rumput
Diterpa angin takkan ia tercerabut
Â
Gajimu, perjalanan rupiah kami
Nafasmu, bagian keringat kami
Kebahagiaanmu, adalah doa kami
Mengapa engkau mendustai negeri?
Â
Bangga tak masuk kerja digaji?
------------------------------------------
Ujung kampus biru, 21.37
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H