Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Teriakan Sunyi!

22 Maret 2015   23:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:16 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kugoreskan tulisanku  di sini,
Aku bosan mendengar teriakan,
Kadang gemuruh berbalut nuansa butuh,
Butuh perhatian dan...uang!

Ahok...yang menohok,
DPRD...yang pede
Golkar versi ini...versi ini...
PPP ini dan ini....
Amnesti....hukuman mati

Kenapa kau harus berteriak,
Telingaku belum pekak,
Tak bisakah kau bernyanyi dalam sunyi,
Menerkam tanpa mencengkeram?

Andaikan mengaku rakyat,
Mengapa tak memiliki rasa hormat?
Ataukah kau merasa rakyat Soeharto, Sukarno...
Setahuku ada  NKRI berpemimpin Jokowi!

Teriakan memang perlu, andai lidah kelu!
Teriakan memang bisa lantang,
Seandainya kebatilan yang ditentang!
Apa guna berteriak demi harga diri usang?

Inginkah kau menaifkan diri,
Mengapa kau tinggalkan sesuci diri,
Melangkahi hati, menginjak budi?
Oh...teriakanmu perlu sunyi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun