Aku tak bermaksud apa-apa,
maksudku cuma satu,
jangan pernah kau malu;
tunjukkan batang hidungmu:
atau kau punya batang yang lain?
Berkali sudah kuupayakan,
berkata dengan sopan,
bertulis dengan elegan,
komentarpun ku tak sembarangan:
bagai monyet pamer "ituan".
O, tunjukkan batang hidungmu,
jangan kau lempar batu,
lalu genggam kemaluanmu [sifat malu],
onak di kawan, enak dikau muntahkan:
dhewekkan ... (sendirian).
O, tunjukkan batang hidungmu,
andai hidupmu tak sebatas pagar,
bersanaklah, bermartabatlah;
lihat kiri - lihat kananmu:
dunia ini berputar, kawan!
Kancingkan baju - celanamu rapat,
umbar syahwat tiada dapat,
tak ubah hidup nikmat sesaat,
BEJAT, itulah yang didapat:
plus umpat tiada kendhat!*)
O, kau sundal jalanan,
mengelana mencari mangsa,
kantong celanamu penuh uang rampasan,
rakyat jelata topang derita: