Ketiga
Mengejar karier - kerja - prestasi, memang baik. Namun, mestinya ketiga hal tersebut (karier - kerja - prestasi) juga semakin meningkatkan kualitas diri. Meningkatkan kualitas hidup untuk dapat berbaur dengan yang lain sehingga menjadi semakin baik.
Ketiga hal tersebut mestinya mampu menjadi "cermin" keberhasilan, bahwa keberhasilan itu terjadi, tersokong berkat dan karena orang lain. Orang bisa mengejar prestasi, karier bahkan orang bisa memperoleh kerja yang bagus; namun jika hal tersebut diperoleh dengan "menjilat", "menyikut" bahkan "menjatuhkan" yang lain, lalu apalah gunanya semua itu? Apalagi keburukan itu (menjilat, menyikut bahkan menjatuhkan) dilakukan oleh seorang wanita.....olalala, runtuhlah dunia ini.
Kasanah pemahaman tradisional kita mengatakan, bahwa "wanita, berani menata - ditata;Â perempuan, yang di-empu-kan, dihormati-dituakan."
Keempat
Di atas muka bumi ini tak ada yang sempurna. Ketika seseorang (wanita) terlalu banyak menuntut, apalagi menuntut kesempurnaan (lawan jenisnya: lelaki), ia akan menemukan kesia-sian. Kesempurnaan itu bisa diraih ketika manusia sudah dibungkus kain kafan, itupun orang lain yang membungkusnya. Artinya, kesempurnaan itu akan terupayakan jika manusia mau "berada bersama" dengan yang lain dengan menerimanya. Kalimat yang sederhana, cantik itu relatif, ganteng itu relatif, namun hati yang baik, bertanggung jawab nan mulia, itulah yang perlu dan harus ada.
Kelima
"Mas, doakan aku ya....supaya aku segera menemukan (jodoh) pria idamanku."Â Seseorang (pria ataupun wanita) perlu memiliki keyakinan. Keyakinan yang dilapisi dengan pengharapan. Pengharapan yang perlu disertai dengan usaha tulus, baik dan manusiawi.
Andai serentetan kalimat tersebut dijalani dengan benar, moga-moga seorang wanita tak akan pernah dijauhkan dari jodohnya laki-laki. Andai juga belum menemukan jodoh, yakinilah bahwa "Gusti Allah memberi sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya, bukan sesesuai kehendak kita" dan disinilah sebenarnya ujian ketulusan itu dimulai....
Tak perlu risau
Akhirnya, dalam hidup ini tak ada yang perlu dirisaukan; jika kita memang sadar bahwa kita sungguh-sungguh hidup. Kadang manusia risau, galau dan seterusnya...karena manusia hidup hanya sekedar hidup.