Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Surat Tarmini untuk Johan Wahyudi (edisi cinta)

17 Oktober 2011   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada yang terhormat,
Bapak Johan Wahyudi
Di Sragen

Salam...

Semoga, ketika Bapak menerima surat saya ini, Bapak dalam keadaan sehat walafiat, tiada kurang suatu apapun….

Pak Johan yang baik,

Di ruang kuliah, Bapak adalah dosen saya. Saya menyebut Bapak - Pak Dosen. Dan saya adalah mahasiswi Bapak. Namun, kali ini saya akan menyebut bapak dengan sebutan Mas, mas Yudi tepatnya. Sekaligus dalam kesempatan ini, saya akan menuliskan unek-unek – ungkapan hati saya.

Mas Yudi,

Melihat penampilan mas Yudi di ruangkuliah, saya sangat terpukau. Keterpukauan saya ini, karena mas Yudi adalah guru - dosen yang amat menginspirasi. Mas Yudi selalu berpenampilan rapi, ditambah lagi dengan rambut yang tertata apik, kumis klimis, kulit bersih...baju wangi.Sebagai mahasiswi - calon guru, saya sangat mengharapkan penampilan saya, ataupun sahabat-sahabat saya, juga begitu; rapi, pantas, menarik dan layak pandang.

Mas Yudi,

Setiap kali memandang mas Yudi, saya merasa deg – degan.Deg-degan, entah mengapa…. Atau mungkin saya teringat mantan-mantan pacar saya, yang wajahnya mirip mas Yudi; atau mungkin karena gaya kebapakan seorang Johan Wahyudi ketika mengajar, saya sendiri tidak tahu.

Mas Yudi yang baik,

Dalam hati saya; saya sangat menyayangi mas Yudi. Rasanya, jika lama tidak bertemu dengan mas Yudi, serasa matahari tidak terbit…. Maka tidak mengherankan, kapan mas Yudi mengajar, pastilah saya mahasiswi yang pertama kali datang ke ruang kuliah. Saya tidak ingin terlambat. Saya malu, jika orang yang saya sayangi sampai menegur saya, karena lelet, terlambat masuk ruang kuliah. Memang mas Yudi, rasa sayang, cinta itu dapat mengubah segalanya, jika mau.

Sama halnya dengan bahasa Indonesia. Kata mas Yudi beberapa waktu yang lalu, jika kita menyayangi bahasa Indonesia, dan mencintainya, pastilah kita bisa mengubah segalanya. Bisa berbangga hati. Bisa berkreasi, semakin mengenal jati diri,…bahkan bisa menambah pundi-pundi.

Mas Yudi,

Anggaplah surat saya ini sebagai ungkapan hati yang basi, bahkan bisa jadi tidak berarti bagi mas Yudi. Namun sebagai manusia, saya tak lepas dari ganjalan hati, dan saya ingin membaginya. Bercerita kepada orang lain, mungkin tidak efektif. Maka lebih baik, saya langsung bercerita kepada mas Yudi, karena memang seperti itulah keadaannya.

Mas Yudi yang baik,

Demikianlah unek-unek saya. Mohon maaf jika tulisan saya ini tak berkenan di hati mas Yudi.

Salam dan hormat,

Tarmini Ayu Lestari Merak Ati

---------------------------

Surat fiktif,  yang tersirat adalah edukasi dalam korespondensi untuk kepentingan diri sendiri (tertawa sendiri, geli sendiri, koreksi diri...daripada bunuh diri), semoga tidak  dibaca pak Johan Wahyudi...., apalagi mamanya Zuhdi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun