Aman berkendara, menurut saya, meliputi beberapa hal. Hal yang pertama berhubungan dengan pribadi yang berkendara, hal kedua berhubungan dengan fisik kendaraan, dan hal yang terakhir, ketiga adalah "penghuni" kendaraan. 1. Pertama, pribadi yang berkendara; beberapa hal yang perlu diperhatikan: - Pribadi pengendara perlu dalam kondisi badan yang prima. Jika badan merasa kurang sehat, perlulah menyehatkan diri terlebih dahulu. Tak perlu memaksa diri untuk berkendara. Kondisi badan yang tidak sehat, namun masih memaksakan diri berkendara; sama saja mencari bahaya. Untuk itu, perlu istirahat yang cukup, minum yang cukup dan olahraga ringan demi kelenturan badan. - Berkendara juga perlu: cermat, teliti, dan mempunyai daya refleks yang memadai. Tajam dalam menganalisa lingkup jalan [menanjak-menurun, tikungan-lurus, jalan rata-bergelombang, jalan berbatu-atau mulus....] juga sangat diperlukan. - Jika ingin mendahului kendaraan lain, perlu memperhatikan: 2T, 2L. 2 T, adalah Tikungan dan Tanjakan sedangkan 2 L, adalah Lebar – luas jalan dan Lurus atau tidaknya jalan. Sangat tidak bijaksana jika mau mendahului kendaraan lain, tetapi jalan menikung terus menanjak. Dipastikan pengendara kurang bebas dalam jarak pandang ke depan yang aman. Mau mendahuli kendaraan lain, tetapi lebar jalan tak memungkinkan….ya lebih baik bersabar. Menunggu kesempatan ada jalan lebar dan memungkinkan jarak pandang ke depan tak terhalang. Perlu toleran dengan pengendara yang lain. - Jika ngantuk, apalagi sedang menyopir, mengendarai kendaraan; lebih baik Anda menepi. Carilah jalur yang aman, dan istirahatlah. 2. Fisik kendaraan. > Sangatlah bijaksana jika sebelum bepergian mengecek fisik kendaraan. Pengecekan itu meliputi: - Pengecekan oli mesin - minyak pelumas (usahakan menggunakan minyak pelumas - oli yang direkomendasikan oleh pabrik), - Cek oli transmisi - power streering - Cek juga air aki (jika menggunakan aki basah), kurang tambahi sesuai level yang ditentukan. - Cek minyak rem, - Cek kopling (jika bukan matic - otomatis), - Karet bantalan body kendaraan, - Mengencangkan mur - baut yang kendor, - Cek rem tangan manual, ataupun rem secara keseluruhan – termasuk kanvas rem. >Tak boleh ditinggalkan, cek kapasitas angin ban. Ban yang terlalu kempes (kurang angin) akan berpengaruh pada usia ban. Medan gesek di aspal akan lebih lebar. Usahakan memakai peleg serta ban standar yang telah ditentukan oleh pabrik. Gantilah ban, jika ban kendaraan anda telah “gundul”, tak ber-grip lagi. Ban yang "gundul" akan kehilangan daya cengkeramnya, terlebih lagi saat musim hujan, jalan basah - berair. 3. Penghuni kendaraan.
[caption id="attachment_129790" align="aligncenter" width="300" caption=""Sarat muatan......" (gbr. Google)"][/caption]
Penghuni kendaraan yang saya maksudkan adalah, jika kapasitas kendaraan hanya bisa memuat enam orang, maka muatlah enam orang saja. Lebih dari enam orang, selain tak nyaman juga akan beresiko: - Memaksa mesin bekerja ekstra, - Ban bertambah beban, - Dan tentu juga berpengaruh pada bahan bakar… (hal-hal tersebut akan diperparah lagi jika banyak jalan yang menanjak, tidak rata….) Beberapa kecelakaan yang terjadi, karena sopir mengantuk, kendaraan sarat muatan, ban tidak standar…rem tak berfungsi. Terakhir, tak kalah pentingya adalah, berdoa kepada Yang Mahakuasa, mohon keselamatan dalam perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H