"Papa, aku punya jepit l[r]ambut yang bal[r]u". Sapa anakku, Prima, ketika aku turun dari 'kuda besi' tungganganku. Putriku itu memandangku dengan senyumannya yang khas. Lalu ia menunjukkan penjepit rambutnya yang baru. "Aduh....anak papa tambah manis ni....". Putriku malu-malu. "Besok beli lagi ya Pa?" Putriku mulai menggelayut di tas cangklong yang kubawa.
13117428241783225236
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!