Bak patung diriku termenung,
Menanggapi keluhan dan deritamu,
Yang terdera masalah tiada henti,
Hanya karena ulah lelaki!
Lima tahun kau menikah pasrah,
Dalam kesahajaan hidup dan amanah,
Merawat cinta mengurai asa,
Membangun kehidupan berumah tangga.
Tahun pertama berbalut bahagia,
Cinta lelakimu serasa madu,
Tahun kedua sampai kelima,
Sesak dada bagai sakit asma!
Lelakimu bercinta dengan janda,
Mereka hidup bersama serumah,
Dirimu seperti bunga layu,
Kumbang hinggap lalu pergi.
Kini kau berbagi cerita,
Bahkan cerita yang lama,
Bilakah kau bisa kembali,
Mengharapkan diri ini bersama lagi!
Nik, aku telah menikah,
Tak hendak kumenodai bahteraku,
Yang telah kukembangkan layar,
Kuserut hingga maut menjemput.
Kini aku hanyalah sahabat,
Tempat bercurah hati  penat,
Dan aku bukanlah obat,
Yang kau telan, lalu sehat.
-----------------------------------------------------
Mengolah kata hingga (mungkin) bermakna....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H