Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memang Lidah Tak Bertulang

12 Desember 2014   07:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:28 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di depan para sahabat dan kerabat,
Kau berteriak...tolak...tolak...tolak,
Namun sebayang berkelebat cepat,
Kau berkata, dukung perpu pilkada!

Nafsu birahi kursi hangat merambat,
Menanti pantat keropos dirimu,
Bak durjana CAKIL suka usil,
Mengganggu kenyamanan rakyat dekil.

Oh,  politisi "bernyanyi" tak seksi,
Kapankah sanubarimu terisi?
Ataukah kau hanya bisa berpikir,
Kapan "perutku" akan berisi?

Jika nilai keteladanan tak dikedepankan,
Dimanakah mukamu akan kau campakkan?
Di lumpur yang menyembur?
Di tanggul yang mulai gembur?

Memang lidah tak bertulang!
Sekali bergerak maju mundur kebelakang,
Tak sejengkal pun ia berhenti,
Sekalipun untuk memuji dan mencaci!

Andai boleh kupilih,
Bertulanglah lidah:
agar ada  integritas,
profesionalitas,
inovasi berkualitas,
bertanggung jawab lebih jelas,
dan keteladanan secara tuntas.

---------------------
fajar menyingsing dekat kampus!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun