Mohon tunggu...
Florensia Prihandini
Florensia Prihandini Mohon Tunggu... Penulis - Lifestyle Blogger

Hobi cerita di sini dan di blog bundanyacinta.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghargai Waktu Saat Bertamu, Cermin Integritas Diri

30 November 2022   22:40 Diperbarui: 30 November 2022   23:00 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu Adalah Uang. Sumber: suara.com

"Mba, ada tamu."

Ucap temanku saat jam menunjukan pukul dua belas siang tepat.

Fiuh...

*Dan terjadi lagi~~~~~~ (sambil auto nyanyi ala-ala Ariel Noah) 

Kapan Sebaiknya Bertamu?

Sebetulnya bukan sekali dua kali aku mengalami hal ini. Kedatangan tamu saat jam istirahat/ makan siang, saat setengah jam menjelang jam kerja berakhir, atau kedatangan tamu tanpa perjanjian sebelumnya.

Well, sebetulnya gak ada aturan baku yang melarang rekanan/ partner untuk datang berkunjung. Hanya saja seringkali kedatangannya itu mbok ya lihat-lihat waktu juga.

Kalau kiranya sampai di tempat sekitar jam makan siang, sekalian saja datang berkunjung di saat after lunch-kira-kira jam satu siang. Atau jika sudah sore sekali baru punya waktu berkunjung, lebih baik diundur saja keesokan harinya.

Pentingnya Manajemen Waktu Saat Berkunjung

Seperti pada curhatanku yang panjangnya satu paragraf tadi, manajemen waktu saat bertamu terdengar sepele, tapi ini penting lho.

Yuk mulai sekarang dibiasakan beberapa hal ini, terutama dalam saling mengunjungi rekanan/ partner:

1. Buat Perjanjian Terlebih Dahulu

Inget ya gais, bukan hanya kita yang punya keperluan, tapi partner pun juga banyak agenda yang mungkin dia sendiri juga sampai bingung, mana dulu yang harus diselesaikan.

Dengan membiasakan diri membuat perjanjian terlebih dahulu, kita sudah menunjukkan kalau kita menghargai waktu yang dimiliki oleh partner.

Oh ya, ingat, jangan maksa yaa... Kalau salah satu pihak tidak bisa, maka jangan memaksakan kehendak. Carilah titik temu di mana kedua belah pihak sama-sama luang.

2. Sampaikan Maksud dan Tujuan Bertemu

Ini dia nih, kenapa sih penting banget? Jelasin dulu yaa mau ketemu untuk bahas apa. Jadi paling enggak, partner kalian gak 'hahah-hohoh' saat kalian datang.

Kadang ada diskusi hal-hal penting yang membutuhkan tarikan data, supaya partner bisa bicara berdasarkan angka, dan gak terkesan 'asbun' alias asal bunyi.

Tak terkecuali jika kamu berkunjung dalam rangka ramah-tamah, perkenalan, dan sebagainya. Sampaikan saja, gak apa-apa. Jadinya partner gak bertanyea-tanyea apa agenda meeting kalian (wkwkwk inget si Dylan KW).

3. Reminder/ Ingatkan Kembali

Partner juga manusia biasa gaes, yang bisa oleng kalau kerjaannya lagi numpuk kayak setrikaan seminggu. Bayangin, habis teleponan dan janjian ketemu, eeh tiba-tiba partner kesandung karena buru-buru nyamperin abang gopud, lupa lah dia dengan janji kalian itu, kan kacau.

Jadi baiknya ingetin lagi deh pas hari H, atau di H-1. Atau kalau gak mau repot, kalian setting alarm meetingnya di google calendar. Gampang kan?

Daripada-daripada...

4. Datang Tepat Waktu

Ini penting untuk dicatat dari sisi yang ajak ketemuan ya... Jangan sampai kalian telat atau lupa. Soalnya aku pernah, lho, nungguin orang yang udah janji mau datang. Ditunggu lama sampai kering, eh dia bilang lupa. Atau ada meeting mendadak. Hahaha, kesimpulannya? Bukan prioritas, bestie.

Kalau ketemu yang model begitu (gak cuma partner, tapi juga janjian sama teman), aku bakal hilang respect dan gak prioritaskan balik orang itu di lain kesempatan. Hihihi, hati-hati, integritas kalian dipertaruhkan.

Source: Pinterest Coach Yudi Candra
Source: Pinterest Coach Yudi Candra

Orang yang menghargai waktunya adalah mereka yang menghargai hidup mereka, itu sebabnya orang sukses sangat menghargai waktu. Dengan cara datang tepat waktu dan mengerjakan pekerjaan mereka sesuai deadline yang sudah di tetapkan. Hal inilah yang menjadikan mereka pribadi yang berintegritas dan dapat dipercaya.-Coach Yudi Candra


5. Bertemu dengan Efektif dan Efisien

Kalau sudah bertamu, sampaikan maksud dan tujuan kedatangan, serta berdiskusilah dengan efektif dan efisien. Boleh beramah-tamah, tapi perhatikan porsinya.

Usahakan pembicaraan jangan terlalu melebar dari topik yang sudah ditentukan, agar durasi pertemuan tidak lebih dari dua jam. Sebab meeting yang terlalu lama hanya akan membuat burnout. 

Jika ada materi lain yang perlu dibahas secara mendalam, lebih baik beri jeda dengan cara atur waktu di lain kesempatan.

Kesimpulan

Setelah membaca tulisan ini, apakah kalian sedikit tercerahkan? Hehehe...

Aku sangat menghargai partner yang berinisiatif untuk melakukan perjanjian terlebih dahulu sebelum datang berkunjung.

Thank you gais, i love you!!

Sebab standar ideal bagiku adalah maksimal dua meeting dalam satu hari, dengan durasi masing-masing maksimal dua jam. Jadwal meeting tersebut adalah saat before lunch (jam 10.00) dan after lunch (jam 14.00). Selebihnya? Tentu untuk mengerjakan apa yang sudah menjadi jobdesc harianku.

Bukankah meeting adalah awal dari sebuah to-do-list baru? Hehehe... Iya kaan? Ngaku deh kalian yang sering merasa begini.

Jika terlalu banyak bertemu orang, bukan hanya daftar pekerjaan yang bertambah, tapi juga waktu untuk mengerjakan pekerjaan harian menjadi berkurang. Alias produktivitas harian menjadi terganggu.

Apalagi bagi introvert sepertiku, kedatangan tamu hingga tiga kali atau lebih dalam satu hari (lebih-lebih dari minum obat), bisa membuat energi seperti tersedot drastis. Jadi butuh drakor-an lagi supaya bisa recharge.

Jadi, yuk mulai belajar menghargai waktu, terutama di saat bertamu. Sebab menghargai waktu merupakan cermin integritas diri, terutama bagi para profesional.

Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun