"Jangan menuduh sembarangan tanpa bukti Karin." ucap Andre  sang sahabat menjawab pernyataan Karin
"Andre kamu ingat bahwa hari itu Delara yang diperintahkan untuk mengambil hanscon di lemari, bagaimana kamu tidak mengingatnya." timpal karin.
"Iya aku memang membuka lemari obat dan mengambil hanscon, akan tetapi saya tidak memecahkan ampulnya Bu silmin." jawab Delara dengan semua pertanyaan yang dilontarkan sambil mata menatap serius kepada sang guru praktek.
"Ibu tidak percaya bagaimana bisa seorang siswi kebanggaan sekolah ini melakukan hal tidak terpuji ini, setidaknya mengakui kesalahan saja tidak mau." ucap tajam sang bu guru praktek kepada Delara dengan tatapan sengit yang masih tak lepas dari sang murid.
"Ibu sudah memutuskan hukuman untuk kamu Delara, karena ini adalah masa di mana kalian akan melakukan praktek kerja lapangan kamu akan dipindahkan ke Puskesmas saja dan tidak lagi praktek di rumah sakit kota, kamu akan digantikan oleh Karin" seru bu Silmin memberi hukuman pada Delara.
"Dan lagi mulai sekarang peserta yang kita berangkat kan ke kota hanyalah Andre, Michelle, Bellfan, Asty, Syukur dan Karin" lanjut bu Silmin memberi pengumuman.
Delara tertegun tanpa berkomentar, ia hanya mampu menerima apa keputusan sang guru tanpa protes ia menyiratkan wajah bingung dan sedih dengan air mata tergenang pada matanya tetapi masih enggan untuk jatuh, dan tak jauh dari sana senyus sinis karin terlihat mengembang.
" Dela... dela... kamu akhirnya kamu kali ini kenak juga" Ucap karina di iringi tawa jahatnya.
Tak banyak yang bisa diperbuat oleh Delara saat itu, selain menerima semua keputusan dari pihak sekolah untuknya pada saat pemberangkatan siswa-siswi yang akan praktek kerja lapangan ia hanya bisa menatap sendu arah Andre dan yang lainnya di mana tim tersebut akan berangkat di kota dan sebaliknya tim Delara berangkat di salah satu Puskesmas desa.
"Kawan kawan .... coba liat lima orang dari kelas kita mendapatkan kesmpatan untuk mengikuti ujian beasiswa kedokteran!!!" ucap sang ketua kelas.
" memangnya siapa yang mendapatkan kesempatan tersebut?" tanya andre lagi