Mohon tunggu...
Firlio El Housny
Firlio El Housny Mohon Tunggu... -

Hidup adalah Tulisan Tulisanku adalah Novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hati-hati Bicara

27 September 2010   10:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:55 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati-Hati Kalau Bicara !

Orang sering asal bicara. Tidak berpikir dulu sebelum mengeluarkan kata-kata. Tahukah anda bahwa lidah tak bertulang. Kerap kali kita mengeluarkan candaan atau guyonan tidak tahunya malah menyakiti perasaan orang di tuju.

Orang sering tidak menyadari, komunikasi itu penting, gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bertutur katalah yang halus dan sopan.

Pernah jugakah anda termakan omongan sendiri.

Aku ingin berbagi pengalamanku dengan anda mungkin bisa diambil hikmahnya agar dilain waktu tidak melakukan hal yang sama, pun dengan aku supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Tiga belas tahun yang lalu, aku tidak pernah membuka hatiku untuk pria-pria Indonesia, kalau ada yang terang-terangan menyukai aku, kukatakan bahwa aku mendambakan pria bule dalam hidupku. Alasannya : untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ingin mendapatkan keturunan yang cantik supaya bisa jadi artis macam Rianti Cartwright atau Nabilla Syakieb.

Beberapa kali aku menjalin hubungang dengan pria asing namun hasilnya hisil, kandas di tengah jalan. Dan diusiaku yang kedua puluh sembilan ini aku masih sendiri, belum juga ada pendamping hidup. Sampai suatu hari tiba-tiba aku jatuh cinta dengan pria Jawa yang satu tempat kerja denganku.

Kupikir aku gila atau tidak waras, bagaimana mungkin aku jatuh cinta dengan pria jawa teman kerjaku itu, wajahnya biasa saja tipikal orang jawa, dialeknya jawaaaaaa banget, kulitnya sawo matang dan dia cuma seorang pelayan restoran.

Kuhamparkan sajadahku di tengah malam minta ampun pada Yang Kuasa, aku telah termakan omonganku sendiri. Biasanya aku yang memporak-porandakan hati pria, kini pria jawa itu yang telah memporak-prandakan hatiku. Membuat aku susah tidur, selalu terbayang wajahnya yang jawa banget, padahal dia itu juga tidak terlalu baik, suka minum bir, merokok juga.

Aku bertaubat, mungkin aku kualat. Pelajaran beharga buatku, agar di kemudian hari, hati-hati kalau bicara. Tidak asal omong.

Lidah tak bertulang, jangan sampai anda termakan omongan sendiri.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun