By : Diana Citra
No. 75
Kadang hidup tak seperti yang kita inginkan
Kadang hidup butuh pengorbanan, bahkan perjuangan
Akulah sang pengorban, dan akulah sang pejuang...
Bagi hidupku sendiri.
***
Langit di kota Bali sangat indah. Bali seperti surga. Surga dunia yang sebelumnya tak pernah aku kunjungi, tapi apakah dapat kutemukan kedamaian disini? Kedamaian yang tak dapat aku dapatkan di kota kelahiranku sendiri. Jakarta.
Ya, kehidupanku di Jakarta seringkali tak berjalan mulus. Keluarga, teman, sahabat, mereka seringkali tak membuatku bahagia. Tapi berada di Jakarta, lebih membuatku bahagia daripada di Bali.
Tepat empat tahun yang lalu, kutinggalkan Jakarta. Berbagai kisah hidupku, kutitipkan kepada kota kelahiranku itu, supaya saat aku kembali aku dapat mengambil kembali kenangan hidupku di Jakarta, dari kecil hingga aku menamatkan SMA. Miris.
Kuliah, kuliah dan kuliah. Itulah yang selalu keluargaku bicarakan sejak aku kelas 1 SMP. Mereka ingin aku kuliah. Walau mereka tak memiliki biaya. Dan aku tak ingin merepotkan kedua orangtuaku. Aku tak ingin kuliah. aku ingin bekerja untuk menafkahi keluargaku. Aneh memang. Sesuatu yang tak seperti kebanyakan kaum muda idam-idamkan. Mereka pasti mengidam-idamkan masuk universitas ternama di Indonesia maupun dunia. Paling tidak, seperti itulah keinginan teman-temanku.
Dan aku terjebak disini. Di pulau Bali yang sangat asing bagiku. Menjalani kuliah dengan bermodal beasiswa. Hanya salah satu universitas Bali yang mau menerimaku kuliah. itupun tak kuduga, karena aku benar-benar berusaha untuk tak mendapatka beaasiswa. Tapi disini aku sekarang. Di pulau Bali. Menatap senja kemerah-merahan di pantai kutai. Melepas penat setelah menjalani kuliah selama 4 tahun.
Dan akhirnya, sekarang aku dapat kembali ke Jakarta. Siap untuk mengambil kembali kisah hidupku dan menggapai cita-citaku. Bekerja menafkahi keluaga, dan untuk Jakarta, yangtelah sangat berjasa dan berharga. Ah, sepertinya hatiku sudah tak bisa dipisahkan dari kota kelahiranku tersebut. Karena beberapa alasan aku sangat mencintai Jakarta.
Ah, aku harus kembali ke asrama. Besok aku akan meninggalkan Bali dan kembali ke Jakarta. Rasa lega menyelimuti diriku. Aku telah merelakan impianku yang tertunda demi membahagiakan orang lain. Aku telah berjuang untuk selalu focus dengan apa yang sedang aku kerjakan. Sekarang, aku dapat merasakan hikmah dibalik semua masalah yang aku hadapi.
“JAKARTA...! AKU SIAP MERENGKUHMU KEMBALI. AKU SIAP MENCICIPI GADO-GADO DAN KERAK TELORMU KEMBALI. BALI, TERIMAKASIH. I LOVE YOU, BALI... I WILL MISS YOU...!”
Pantai Kutai ini menjadi saksi dari segala perasaan yang aku rasakan selama 4 tahun terakhirdan semua perasaan itu menyatu menjadi satu dan menyelimutiku pada senja ini.
NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H