Mohon tunggu...
Flo Werisca
Flo Werisca Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pekerja keras dan setia pada NKRI

pembaca setia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Andi Malarangeng : Kasus Hambalang, Tekanan Golkar dan Dana Operasional Timnas

7 November 2012   05:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:50 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permainan politik dalam sepakbola Indonesia nyatanya susah sekali di pisahkan di negri ini. PSSI era Djohar Arifin pun tak bisa dengan begitu saja melepaskan diri dari jerat para mafia politik.  Santer beredar kabar bahwa menpora Andi Malarangeng menahan dana operasional timnas untuk berlaga di piala AFF sebentar lagi. Sepertinya ada tekanan politik yang besar sehingga membuat andi tak kuasa mencairkan dana operasional timnas. Sungguh tragis! menpora andi malarangeng tersandra mafia politik korup negri ini. Namun andi tidak mungkin terperangkap dalam jerat mafia kalo beliau bersih, jujur dan berjalan di jalur yg benar.

Ada indikasi, andi ikut terlibat dalam kasus mega korupsi proyek Hambalang. (sumber http://skalanews.com/baca/news/8/0/127515/politik/bpk--andi-malarangeng-seharusnya-bertanggung-jawab-dalam-proyek-hambalang.html) Sedari awal saya menduga andi dan anas (ketum PD) terlibat dan mungkin merancang mega korupsi ini. Mereka berupaya sebisa mungkin bisa berkorupsi tapi tidak tampak terlibat. Dan sejauh ini mereka berhasil. Penyelidikan dan penyidikan kasus tsb masih terhenti di level para bawahan seperti nazarudin, angelina dan wafid muharam. Tapi sepertinya para politikus busuk di senayan mempunyai kartu mati buat sang menpora. Bisa jadi kartu truff ini bisa sangat mematikan andi. Andi sepertinya tau itu dan beliau takut bukan kepalang. Belau lebih memilih untuk mempertaruhkan nama baik bangsa dan negara dari pada nama baik beliau sendiri dengan menahan dana operasional untuk timnas yang memang sejatinya sudah di anggarkan dalam APBN. Ini menyebabkan keikutserataan Indonesia di ajang piala AFF terancam jika PSSI tak mampu mencarikan dana pengganti. SUNGGUH CONTOH SEORANG PEJABAT YANG SANGAT SANGAT EGOIS.

Adalah Ahmed Zaki Iskandar. Seorang politisi Golkar asal kabupaten Tangerang yang juga anggota Exco KPSI ini yang menyatakan sendiri bahwa merekalah yg menekan Menpora untuk menahan pencairan dana  timnas.  "Kami kader-kader Golkar terus memberikan pressure kepada Andi Malarangeng untuk tidak sekali-sekali mencairkan dana tersebut. Dan kawan-kawan di DPR RI sepertinya mampu melakukan tugasnya dengan baik, sekarang kami ingin melihat sejauh mana timnas Indonesia mampu melaju di Piala AFF didalam segala keterbatasan yang ada. Semua orang tahu PSSI punya cukong bernama Arifin Panigoro, dan tokoh sekaliber Arifin tak mungkin berpangku tangan melihat kesulitan ini. PSSI jangan mengemis ke Menpora, minta belas kasihan saja kepada Arifin." ujar Ahmed Zaki dengan tersenyum.

Selain Ahmed Zaki Iskandar, ada juga kader partai Golkar lain yaitu  Zulfadli yang juga duduk di Komisi X DPR RI yang diantaranya membidangi pemuda dan olahraga. Zulfadli juga anggota Panja Hambalang yang sedang mengusut kasus dugaan korupsi Menpora Andi Malarangeng. Zulfadli menyatakan selama PSSI masih belum mau harmonis dengan KPSI, jangan harap dana timnas bisa dicairkan. "Saya tak peduli dari mana PSSI mau membiayai timnas ke Piala AFF. Barangsiapa berani duduk di federasi, dia harus punya kemampuan menghidupi organisasi dan memutar kompetisi, termasuk didalamnya membiayai timnas. Saat ini publik melihat bahwa PSSI hanya diisi orang-orang lemah dan tak berdaya. Publik tahu KPSI lebih bertenaga dan punya daya mengurus sepakbola." tambah Zulfadli.

Sungguh menyesakkan dada ketika saya membaca pernyataan kedua politisi busuk ini. Saya tak habis pikir, apa sebenarnya yang ada di otak mereka!! Mengapa kepentingan kelompok lebih mereka utamakan dari pada kepentingan bangsa dan negara? apakah mereka tidak sadar bahwa mereka di gaji oleh negara? apakah sumpah jabatan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara dengan sepenuh jiwa raga hanyalah pemanis bibir belaka? apakah janji untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan hanyalah seremonial belaka? jika mereka menganggap demikian, saya hanya bisa mengumpat " Terkutuklah kalian yang telah mengingkari sumpah setia kepada bangsa dan negara sendiri!" Saya TIDAK MAIN-MAIN dan BERSUNGGUH-SUNGGUH dengan kutukan saya ini. Perlu mereka tau. Dahulu, seburuk buruknya kepemimpinan Nurdin Halid, dana untuk timnas tetap di kucurkan. Sekarang, karena bukan kelompok mereka lagi yang menguasai PSSI mereka berusaha menahan dana untuk timnas. Sungguh licik orang2 spt ini. Memang benar kata pepatah, seberuntung beruntungnya manusia yang paling beruntung, masih lebih beruntung orang gila tapi berkuasa. Dan inilah yang terjadi di negeri kita.

Sederetan peristiwa yang terjadi di dunia persepakbolaan nasional, semakin membukakan mata kita, siapa yang sebenarnya ingin menyelamatkan sepak bola nasional dan siapa yang ingin merusaknya. Dan saya semakin yakin siapa sebenarnya otak di balik kekisruhan ini.

Akhir kata saya hanya bisa berdoa semoga niat tulus PSSI untuk memperbaiki sistem sepak bola nasional mendapat Berkat dan Lindangan dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan kepada pak beye, jika anda peduli timnas, jangan hanya prihatin, gantilah menpora dengan orang yang kredibel dan bersih.

Masih tetap semangat menyongsong kejayaan sepak bola nasional

Florence Lewerischa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun