Belum, karena sesungguhnya salah satu tugas utama kehumasan adalah mempersiapkan strategi komunikasi dan membangun sistem komunikasi dan informasi yang sehat, akuntabel, dan terpercaya.
Wujudnya seperti sistem layanan Pejabat Pengelola Informasi dan Data (PPID) yang saat ini sudah diberikan oleh setiap kementerian dan lembaga.
Program kehumasan yang sistematis juga perlu dipersiapkan melalui sinergi kehumasan pemerintah salah satunya melalui bahan ajar untuk anak usia sekolah dan mahasiswa.
Mengapa humas perlu meraih dukungan publik dunia pendidikan? Karena yang dimaksud dengan "publik" dewasa ini tidak terbatas pada para netizen dan konstituen/ pemilih dalam pemilu, tetapi juga lebih luas yaitu masyarakat di dunia pendidikan.
Anak-anak usia sekolah dan mahasiswa perlu mendapatkan asupan informasi yang benar, independen dan terpercaya sejak awal.
Melek informasi sejak usia dini dapat membantu membangun konstruksi logika informasi yang sehat dan tentu akan memperkuat kesadaran publik ke depan.
Tak hanya itu, konten dan materi kesadaran yang ditanamkan dalam jangka panjang sejak usia sekolah akan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan konten media sosial yang arus perubahannya sangat cepat dan sifatnya instan.
Dari segi struktur dan jumlahnya, masyarakat pendidikan memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi target diplomasi publik yang sehat.
Melihat potensi tersebut, model edukasi publik dengan gaya kehumasan konvensional sudah saatnya bertransformasi agar semakin diminati, dan diterima masyarakat yang lebih luas.
Model kehumasan konvensional yang lebih bersifat formal belum dapat menjangkau kalangan muda.
Belum mampu merebut perhatian publik, alih-alih merebut dukungan. Padahal segmen kalangan muda inilah yang paling dominan mengisi ruang-ruang virtual dan media sosial dan dikenal sebagai netizen.