Alfath Flemmo, yang memiliki nama asli Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa, lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 3 Februari 2004. Ia mulai tertarik dengan musik sejak usia dini dan belajar memainkan piano, gitar, dan drum. Ia juga memiliki bakat sebagai komposer dan produser musik digital, yang ia kembangkan dengan menggunakan Digital Audio Workstation (DAW) FL Studio, Ableton, dan Studio One. Dengan DAW ini, ia dapat membuat musik dengan berbagai genre, seperti pop, jazz, indie, rock, dan lain-lain.
Namun, Alfath Flemmo tidak puas hanya dengan menggunakan DAW. Ia ingin menciptakan musik yang lebih unik dan inovatif dengan menggabungkan teknologi AI. Ia belajar tentang AI melalui internet dan mengaplikasikannya dalam proses penciptaan dan produksi musiknya. Ia menggunakan AI untuk menghasilkan melodi, harmoni, ritme, dan lirik secara mandiri atau berkolaborasi dengan manusia. Ia juga menggunakan AI untuk mengoptimalkan kualitas suara, mixing, mastering, dan post production.
Dengan menggunakan AI, Alfath Flemmo menciptakan musik yang menarik, inovatif, dan inspiratif. Ia juga memberikan sentuhan psikologis pada karya-karya musiknya, seperti emosi, mood, pesan, dan cerita. Alfath Flemmo juga mengajak para pemuda untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan cara menuangkan kisah inspiratif ke dalam lagu, seperti tentang pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial, budaya, agama, politik, ekonomi, bisnis, teknologi, dan lain-lain. Alfath Flemmo juga profesional menggabungkan berbagai unsur budaya Indonesia dalam musiknya seperti bahasa daerah, alat musik tradisional, lagu daerah, dan lain-lain dengan melodi yang mudah diingat dan harmoni yang indah.
Alfath Flemmo juga merupakan seorang penerima penghargaan Sony Music Group Global Scholars Program 2022-2026, sebuah program beasiswa kuliah sarjana yang disponsori oleh Sony Music Group (SMG) dan dikelola oleh Institute of International Education (IIE) untuk 50 mahasiswa internasional yang unggul di bidang musik atau bisnis musik. Dengan beasiswa ini, Alfath Flemmo dapat mengakses berbagai sumber daya, pelatihan, mentoring, dan jaringan dari SMG, salah satu perusahaan musik terbesar di dunia.
Alfath Flemmo juga merupakan seorang pengusaha muda kreatif yang telah mendirikan dan menjadi CEO dari Flemmo Enterprise Music Global (FMG), sebuah perusahaan yang menawarkan jasa pembuatan dan produksi musik AI, serta platform digital musik AI sebagai sarana media komunikasi untuk bisnis e-commerce masa depan. FMG telah bekerja sama dengan berbagai klien dari dalam dan luar negeri, seperti perusahaan, organisasi, lembaga, individu, dan lain-lain.
Sebagai musisi generasi Z, Alfath Flemmo juga merupakan seorang pianis, produser, dan publisher dalam grup musik Aroenika Band yang dibentuk bersama teman-temannya pada 20 Februari 2021 di Jombang, Jawa Timur, yang menggabungkan berbagai genre menjadi musik pop-indie. Pada 20 Juli 2023, Aroenika Band telah merilis album debut "Senandika" berisi 8 lagu: Senandika, Missen, Minor, Mengapa, Diam, Akankah Kita, Hilang di Awan, Sudah. Lagu-lagu ini mengangkat tema tentang kehidupan, cinta, persahabatan, dan harapan. Album "Senandika" oleh Aroenika Band dapat dinikmati di platform digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube, Amazon Music, Deezer, dan lainnya.
Demikianlah kisah inspiratif Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (Alfath Flemmo) yang mempunyai akun Instagram @AlfathFlemmo, mahasiswa BINUS yang berprestasi di bidang musik AI. Ia adalah contoh generasi muda Indonesia yang dapat berinovasi dengan menggabungkan seni dan teknologi. Ia juga adalah seorang agen perubahan yang terus menjaga semangat SPIRIT Binusian untuk terus belajar, berusaha, berprestasi, dan berbagi ilmu, serta terus berkarya untuk dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H