Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (Alfath), pendiri startup Flemmo Enterprise Music, mahasiswa S1 program studi Ilmu Komunikasi (Communication), Faculty of Digital Communication and Hotel & Tourism, Bina Nusantara University, BINUS Malang, raih juara 1 tingkat nasional lomba menulis essay ilmiah Airlangga Writing Competition (AWC) 2022. Lomba ini mengusung tema upaya SDGs untuk mitigasi krisis global, "SGDs Efforts to Mitigate the Global Crisis".
Alfath, panggilan akrab Maharsyalfath, membahas tentang ekonomi kreatif, khususnya industri musik dan solusinya. Alfath menulis esai ilmiah setebal 15 halaman, berjudul: "Innovations in Song-Making and Digital Music Arrangement Services Using Artificial Intelligence Technology to Support SDGs".
Airlangga Writing Competition (AWC) merupakan ajang kompetisi esai internasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM UNAIR) yang diikuti oleh para cendekiawan muda dari dalam dan luar negeri. Peserta dapat memilih subtema lomba yang mengangkat isu global, yaitu ekonomi, hukum, kesejahteraan, dan lingkungan.
Menurut Alfath Flemmo, musik merupakan industri kreatif yang mampu mendukung semua bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs). Musik dapat mengekspresikan moral, emosi, dan budaya. Generasi muda dapat membantu pemerintah dalam menyampaikan pesan pembangunan melalui musik dan lagu.
Namun demikian, seiring dengan pesatnya laju perkembangan teknologi 5.0, implikasinya juga membawa problem baru dalam pekerjaan jasa pembuatan lagu dan aransemen musik. Seorang audio engineer dituntut untuk bekerja cepat menyesuaikan dinamika pasar. Produser musik dapat bekerja hingga 24 jam sehari, 7 hari seminggu untuk memenuhi kebutuhan klien. Tentunya, ini sangat melelahkan.
Alfath Flemmo menawarkan solusi, yaitu penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang saat ini memudahkan para musisi untuk membantu memproduksi musik digital.
Lebih lanjut, Alfath Flemmo komposer muda generasi Z, produser musik Aroenika asal Jombang, Jawa Timur ini mengatakan bahwa musik di masa depan akan sangat akrab dengan algoritma. Penggunaan teknologi AI dapat membantu composer untuk menerjemahkan secara akurat dan merancang variabel dalam komposisi musik seperti nada, ritme, dan perkusi.