Selanjutnya, para finalis FeLSI menghadiri wawancara langsung dengan para juri. Interview dibagi dalam dua grup dan dilaksanakan secara daring selama 15 menit pada tanggal 29-30 September 2021.
"Saya mengikuti sesi wawancara finalis FeLSI pada hari Rabu, 29 September 2021 mulai pukul sebelas siang. Wawancara berlangsung secara daring selama 15 menit melalui Zoom. Dalam proses interview, para juri FeLSI 2021 fokus menggali informasi seputar latar belakang, motivasi, pengalaman, harapan, dan tujuan saya dalam mengikuti lomba jurnalistik siswa ini", ucap Alfath komponis muda Indonesia pencipta jingle lagu KTT Istanbul Youth Summit 2021 di Turki.
Literasi jurnalistik menjadi penting dalam era digital. Â Ini merupakan upaya meningkatkan kompetensi kreatifitas dan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi tantangan 'banjir informasi'. Media literasi ini merupakan wahana bagi anak muda untuk mencurahkan intuisi, estetika, serta pengembangan gagasan dan imajinasi estetis dengan tetap menjunjung tinggi budi pekerti dan etika.
Baca Juga:Â Komposer Flemmo Rilis Lagu "Tarian Capung" di Ajang Kontes Kita Cinta Lagu Anak
Artikel features merupakan salah satu jenis tulisan jurnalistik yang berisi perpaduan berita dan opini. Dengan gaya bercerita (story telling), artikel features mengandung unsur menyentuh dan apa adanya (human interest) dengan bahasa yang indah (sastrawi).
"Saya teringat salah satu juri FeLSI 2021, Bapak Didi Kaspi Kasim dari National Geographic Indonesia. Di akhir presentasinya di sesi coaching clinic, beliau memberikan motivasi kepada para finalis bahwa permulaan yang sulit akan menghasilkan akhir yang baik", kenang Alfath.
Dari berbagai jenis artikel features, Alfath memilih jenis profil (biografi) dan human interest yang ia tuangkan secara totalitas dengan gaya story telling. Untuk menarik dan menyentuh perasaan pembaca, ia mengubah redaksi artikel untuk dipamerkan di babak final FeLSI 2021. Judulnya menjadi "Moderasi Beragama Melalui Musik, Mengapa Tidak?".Â
Ia menyempurnakan konten artikel menjadi lebih dinamis layaknya roller-coaster. Alfath tetap yakin mengangkat topik moderasi beragama di FeLSI 2021 karena isu ini penting dipopulerkan sebagai konsumsi generasi Z demi mendukung toleransi dan perdamaian.
Baca Juga:Â Moderasi Beragama Melalui Musik, Mengapa Tidak?
Alfath berinisiatif untuk memanfaatkan musik sebagai media moderasi beragama. Menurutnya, musik sangat efektif sebagai media moderasi bagi generasi muda. Artikel finalnya mengisahkan linimasa Alfath dalam mengasah passion yang dimilikinya sejak usia lima tahun hingga sekarang dalam konteks moderasi beragama.Â
Di permulaan artikel, ia menggunakan teknik lead berjenis kutipan. Lead merupakan penuntun 30 detik pertama untuk menarik minat pembaca. Kutipan tersebut berisi wasiat kakeknya tentang "Tujuh Macam Kepribadian".