Mohon tunggu...
Sabar Rudy Charolus Siallagan
Sabar Rudy Charolus Siallagan Mohon Tunggu... Buruh - Pembaca

Peminat beragam bacaan, mengejawantahkan hasil bacaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan Kristen: Penyertaan Tuhan yang Sempurna: Keluaran 15:22-27

20 Oktober 2024   14:23 Diperbarui: 20 Oktober 2024   14:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi diedit dengan Canva

Bagaimana respon kita dalam menghadapi pergumulan? Panik sebentar, berdoa lalu bersyukur?atau kemudian malah pahit dan undur? Bersungut-sungut dan menyalahkan orang disekitar kita lalu berhenti melayani?

 

Merespon pergumulan dengan benar 

Berbeda dengan respon Orang Israel yang bersungut-sungut Musa meresponi sungut-sungut itu dengan berseru-seru kepada Tuhan. Dia berteriak kepada Allah penguasa semesta yang dia yakini mampu menyelesaikan masalah ini. Dia berseru kepada Tuhan yang mengutusnya dan Tuhan menjawab melalui sepotong kayu yang mengubah mata air pahit menjadi layak diminum. Melegakan rasa haus bukan hanya satu orang melainkan rasa haus sebuah bangsa. Hanya sepotong kayu, dalam kuasa Sang Pencipta semesta, melalui tangan pribadi yang berseru kepada Tuhan  sepotong kayu itu  menjadi solusi atas pergumulan sebuah bangsa.

Musa sadar sepenuhnya bahwa Allah selalu ada maka ia sepenuhnya bergantung hanya kepada Allah yang mengutusnya. Dia paham sepenuhnya bahwa penyertaan Tuhan itu sempurna bagi umatnya.  Maka dalam situasi yang sulit iru dia tetap memilih untuk berseru-seru kepada Tuhan

Keluaran 15:26 Firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau

Dalam setiap pergumulan dan kesusahan yang mungkin kita rasakan dalam hidup kita, adakah kita bertemu dengan pengajaran dari Tuhan?adakah iman yang bertumbuh? Adakah rasa bergantung yang semakin erat kepada Allah kita?

Dan akhir kisah ini ditutup oleh ayat 27

Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.

Menurut para arkeolog jarak Antara Mara dan Elim adalah sejauh 12 KM, Artinya tidak jauh dari tempat mereka bersungut-sungut Tuhan sudah menyediakan tempat yang bukan hanya melepaskan dahaga mereka tapi juga akan mengenyangkan mereka. Tuhan tau apa yang kita butuhkan dan akan memberi tepat seperti yang kita butuhkan. Kalaupun kita kadang sulit memahami cara Tuhan bekerja bukan berarti itu tidak mungkin terjadi. Seringkali yang terjadi kita coba mengatur Tuhan dengan pikiran kita yang sangat sempit. Dan akhirnya kecewa karena pikiran kita sendiri.

Pemeliharaan Bapa Kita sempurna, inilah yang harus kita pegang tiap waktu. Panggilan yang Allah nyatakan pada kita. Dalam Kasihnya yang besar Dia akan terus menuntun perjalanan hidup kita. Dalam rasa pahit yang mungkin akan kita hadapi ingatlah akan ada tongkat yang terulur untuk kembali memberi rasa manis dalam hidup kita. Dalam lelah dan penat yang kita hadapi akan ada mata air sejuk yang menantikan kita dalam perjalanan selanjutnya. Namun dalam lika-liku perjalanan itu mari untuk sungguh-sungguh mendengar suara Tuhan dan melakukan apa yang benar dimata Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun