Teks yang kita baca ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian tanda-tanda yang dinyatakan Tuhan Yesus menjelang hari kedatanganNya yang kedua kali. Namun pada bagian Lukas 21:5-19 lebih spesifik membicarakan mengenai runtuhnya kerajaan Yerusalem ditangan pemerintahan Romawi.Â
Tuhan Yesus menubuatkan bahwa bait Allah akan hancur. Tentu ini merupakan nubuatan yang sangat tidak disenangi bagi sebuah masyarakat yang menganggungkan kehadiran Bait Allah.Â
Orang Israel mengalami situasi yang bias dalam kehidupan Rohani mereka pada masa itu, mereka begitu mengagungkan bait Allah namun abai terhadap kehadiran Allah dalam kehidupan mereka. Â
Persitiwa hancurnya bait suci terjadi tahun 70, pada tahun 65 masehi, orang Israel yang saat itu sudah menjadi negara koloni Romawi melakukan pemberontakan menghentikan persembahan kepada kaisar Roma.Â
Kerajaan Romawi mengutus Jendral Titus memadamkan pemberontakan yang berpusat di bait Allah yang kemudian menjadi kehancuran bait Suci. Â
Peristiwa yang terjadi dalam nubuatan Tuhan Yesus tersebut murni peristiwa Politik namun Tuhan Yesus dengan tegas mempersiapkan murid-murid dan orang percaya pada masa itu.Â
Karena setiap orang percaya yang memikul salib akan identik dengan penderitaan. Makan Tuhan yesus menjelaskan 3 sikap yang harus dimiliki para murid saat itu dan orang percaya pada masa kini dalam menghadapi penderitaan:
1. Waspada Terhadap Penyesatan. (Ayat 8)
- Tuhan Yesus mengingatkan bahwa banyak orang yang akan mengaku mesias. Dalam konteks ini Menjanjikan mampu membawa kelepasan dari pemerintahan Romawi, membangkitkan semangat nasionalisme dan janji-janji Tuhan masa lalu kemudian mengobarkan pemberontakan.Â
- Penyesatan akan selalu ada sepanjang masa dan janji-janji manis penyesatan akan terus menyerang kepada orang percaya. Maka Tuhan Yesus dengan Tegas berkata ''Janganlah kamu mengikuti mereka''
2. Jangan Gentar dan tetap Bersaksi (Ayat 9)
Di ayat 9 Tuhan memberitahukan bahwa akan ada perang antar bangsa dan Tuhan Yesus mengingatkan untuk ''Jangan Terkejut'' kata terkejut dalam bagian ini menggunakan kata pto-eh'-o merujuk kepada kegelisahan yang berlebihan dikarenakan ketakutan.Â
Dalam peristiwa yang pasti menimbulkan banyak kegelisahan dan pertanyaan orang-orang percaya diharapkan tidak gentar, sehingga mampu untuk terus fokus dalam kehidupan iman mereka.Â
Sebab dalam berbagai penderitaan yang datang ditengah kehidupan orang percaya, kita diharapkan mampu  melampaui penderitaan untuk kemudian menjadi saksi kristus ditengah penderitaan. Peristiwa ini kemudian teruji dalam pada jemaat mula-mula mereka yang tetap setia bersaksi atau pada Stefanus yang tetap setia memegang imannya meski dalam lemparan batu.
3. Membiarkan Tuhan membela dengan Cara-Nya (Ayat 14-18)
- 'Tetapkanlah hatimu' Â dalam terjemahan lain tanamkan dalam-dalam dihatimu untuk tidak melakukan pembelaan, bahkan berpikirpun jangan. Sebab Tuhan sendiri yang akan memberikan kepadamu kata-kata kebijaksanaan yang dapat membungkam lawan. Â
- "Beberapa diantara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci oleh semua orang oleh karena namaKu", tapi Yesus berjanji "tidak ada sehelai dari rambut kepalamu akan hilang".Â
- Ini unik, dikatakan Tuhan pelihara rambut di kepalamu namun diayat 16 dikatakan bahwa akan ada yang diserahkan untuk dibunuh, bahkan diserahkan oleh keluarganya sendiri Jadi yang dimaksud  bukan tidak akan kena celaka, tidak akan kena bahaya, melainkan orang percaya akan terus beroleh penyertaan Tuhan dalam berbagai situasi baik dalam hidup dan mati.Â
- tidak akan membatalkan janji Tuhan, maka Yesus mati di kayu salib, janji Tuhan tetap nyata, Dia bangkit pada hari ke-3.Â
- Sehelai rambut tidak akan jatuh dari kepalamu, menyatakan suatu bentuk pemeliharaan rohani yang  memiliki makna, apa pun yang lawanmu lakukan kepadamu itu tidak akan membatalkan apa yang Tuhan mau kerjakan bagimu, Tuhan akan memberikan pengharapan kebangkitan.
Tuhan tidak mengangkat orang-orang pilihan-Nya untuk menghindarkan mereka dari kesulitan dan penganiayaan.Â
Tuhan membiarkan mereka mengalaminya, tetapi memberikan penyertaan-Nya bagi murid-murid-Nya. Dia yang sudah merasakan sendiri penganiayaan dan siksa yang harus ditanggung-Nya di atas kayu salib, Dialah yang akan terus mendampingi orang-orang percaya di tengah-tengah segala kesulitan yang Tuhan timpakan di dunia ini.Â
Tetapi jika Yerusalem mengalami aniaya karena dosa-dosa mereka, maka orang-orang Kristen di dalamnya, yang ikut menderita aniaya, mereka mengalaminya bukan karena hukuman atas dosa-dosa mereka, melainkan sebagai belas kasihan Tuhan untuk menyatakan kepada dunia kemurnian iman Kristen yang teruji oleh penganiayaan (Flp. 1:29, Yak. 1:12, 1Ptr. 1:3-7).Â
Tuhan juga membuktikan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya dengan memberikan kepada mereka pengharapan kekal yang tidak akan hilang di dalam segala situasi yang sulit dan penuh penderitaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H